Selasa, 07 Februari 2012

Mempertahankan Kemampuan Kerja Otak


Otak merupakan organ yang sangat penting karena merupakan gudang memori. Bagaimana mempertahankan kemampuan yang dimiliki oleh otak Anda?

Banyak orang yang ingin memiliki kemampuan mengingat yang besar. Sebab dengan memiliki kemampuan mengingat yang besar, dirinya akan memiliki banyak informasi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Akan banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan mudah, dan tentu saja kualitasnya sebagai seorang manusia akan meningkat.

Menurut Dr Barry Gordon, salah seorang ahli saraf pada klinik gangguan memori Fakultas Kedokteran John Hopkins, Baltimore, AS, inti memori adalah pola hubungan antar sel saraf (neuron). Jika ada informasi yang masuk ke dalam otak maka informasi tersebut mengalami modifikasi. Proses tersebut pada kenyataannya akan mengaktifkan jutaan neuron yang ada pada otak. Jika kita mengabaikan informasi tersebut maka akan menguap begitu saja, namun bila kita mengingatnya secara berulang-ulang, maka informasi tersebut akan mengendap di dalam jaringan otak yang ada.

Menurutnya otak manusia dapat menyimpan hal tersebut dengan melakukan pengulangan-pengulangan mengingat informasi yang masuk. Organ yang bertanggung jawab untuk menentukan apakah ingatan tersebut akan disimpan atau tidak adalah hipokampus, salah satu bagian dari otak.
Tatkala otak manusia melakukan pengulangan, maka akan terjadi penambahan jumlah percabangan antarsel neuron. Selain itu juga terjadi peningkatan jumlah sarana transportasi bagi pertukaran sinyal kimiawi antarsel neuron tersebut.

Dengan kata lain, otak meningkatkan kemampuan penyimpanan memori dengan cara meningkatkan kemampuan koneksi antarneuron. Agar proses penyimpanan tersebut dapat terjadi secara efisien dan selektif, Anda harus memilah antara yang harus Anda ingat dan yang harus Anda lupakan.

Menentukan informasi yang harus diingat dan yang harus dilupakan sangat berhubungan dengan motivasi, emosi, dan keinginan yang ada pada diri Anda. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa melupakan sesuatu merupakan upaya penting untuk dapat mengingat sesuatu.

Otak takkan overload
Kemampuan otak untuk dapat menyerap berbagai informasi dikenal dengan teori plastisitas. Teori ini menerangkan bahwa dengan memberikan stimulasi pada otak, maka sel-sel otak bekerja lebih aktif, metabolisme meningkat, dan pada akhirnya kemampuannya juga akan meningkat.

Menurut seorang neurolog UI, Dr Jan Sudir Purba PhD, dasar dari mekanisme ini adalah kemampuan adaptasi sel otak untuk bekerja sesuai dengan beban yang diberikan kepadanya. Pemberian beban yang dilakukan secara bertahap namun intensif akan mampu meningkatkan kemampuan penyimpanan memori dari otak.

"Sel otak yang mengalami plastisitas dalam gambaran mikroskop akan terlihat membesar. Kondisi ini menunjukkan adanya penambahan kapasitas dari sel otak tersebut, sehingga kemampuannya dalam penyimpanan memori akan meningkat," jelas Dr Jan.
Teori ini menghapus teori sebelumnya yang mengatakan bahwa jika informasi yang masuk ke dalam otak berlebih, maka akan terjadi overload. Menurut Dr Jan, otak pasti akan mampu menampung banyak sekali informasi, bergantung pada kemampuan orang tersebut mengaturnya. "Yang terjadi pada masyarakat sekarang adalah kerja yang overload, sehingga mereka merasa stres dan tidak bisa memusatkan perhatiannya," kata Dr Jan. Sebagai gambaran, ia mengutarakan bahwa kemampuan otak yang digunakan rata-rata saat ini maksimal hanya 30%, dan sisanya mungkin terpakai namun tidak optimal. Untuk itu ia menyarankan untuk mengerjakan sesuatu sesuai kebutuhan dan kemampuan.

Kerusakan otak
Meski memiliki kemampun yang sangat besar, otak manusia tetap saja bisa rusak. Sayangnya otak tidak mampu melakukan regenerasi (pembelahan sel untuk menghasilkan sel baru), seperti bagian tubuh yang lain. Perlahan namun pasti, jumlah sel otak yang berfungsi akan berkurang.
Para ahli neurologi berpendapat bahwa sel saraf lambat laun akan mati. Sesuai dengan perjalanan waktu, kematian sel akan terjadi sebanyak 100.000 sel per hari. Dan pada saat seseorang mencapai usia 65 atau 70 tahun, maka dia akan kehilangan sekitar 20% dari jumlah totalnya yang mencapai 10 milyar sel.
Selain proses kematian yang alami, sel otak juga dapat rusak oleh berbagai hal. Misalnya saja polusi timbal dan merkuri. Timbal berasal dari pembuangan gas sisa kendaraan bermotor. Sedangkan merkuri berasal dari sisa batu bateri yang mencemari air tanah.
Menurut Dr Jan, kedua jenis polutan tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada membran dinding sel.
Perlu Anda ketahui bahwa komponen penting membran dinding sel adalah zat yang disebut dengan fosfolipid. Jika terdapat polutan di dalam tubuh manusia, maka polutan tersebut akan berikatan dengan fosfolipid, yang membuat fosfolipid rusak. Nah, karena fosfolipid merupakan komponen penting pada membran sel, maka rusaknya senyawa itu mengakibatkan membran sel juga akan rusak. Dan akhirnya sel akan mati.
Faktor lain yang merusak sel otak adalah stres. Pada saat seseorang mengalami stres, baik fisik atau psikis, maka akan terjadi peningkatan aktivitas dari poros hipotalamus-ptituari-adrenal. Peningkatan aktivitas tersebut mengakibatkan terjadinya pengeluaran kortisol yang berlebihan di dalam darah. "Jika peningkatan kortisol tersebut berlebihan dan berlangsung lama, maka akan terjadi kerusakan sel-sel di hipokampus," papar Dr Jan.

Olahraga dan relaksasi
Untuk mempertahankan kemampuan kerja otak, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan. Salah satunya adalah olahraga. Olahraga membuat aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi bagi jaringan dan sel otak akan menjadi lebih lancar.
Olahraga juga mempercepat pembuangan berbagai zat sisa yang merupakan hasil metabolisme otak tanpa harus mengendap di dalam sel otak. Mengendapnya zat sisa di dalam sel akan dapat merusak bahkan mematikan sel.
Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan senyawa yang bermanfaat bagi sel otak. Senyawa tersebut dikenal dengan Brain Derived Nerve growth Factor (BDNF), sebuah senyawa yang dapat mempertahankan kekuasan sel saraf.
Relaksasi juga sangat penting bagi kesehatan otak Anda. Relaksasi membuat metabolisme di dalam tubuh akan turun, termasuk poros hipotalamus-ptituari-adrenal. Ini mengakibatkan turunnya kadar kortisol di dalam darah, sehingga hal itu akan menyehatkan otak manusia.
Lebih lanjut Dr Jan mengutarakan bahwa olahraga dan relaksasi yang dilakukan secara teratur akan membuat tubuh menjadi seimbang, yang pada akhirnya akan tercapai kesehatan yang optimal.



Sumber: Majalah Health Today

1 komentar:

  1. Sobatku Winarni di Jambi, senang membaca artikel anda, semoga kesuksesan selalu bersamamu ya? Jika ada waktu dan tidak keberatan, kita berteman di FB yuk?

    Nur Ahmadi (Kak Mad : Penemu Metode Subaca)
    CV. Madina Sakti, Kancilan Rt. 2/8 Kembang, Jepara, Jateng.

    FB: www.facebook.com/kakmadsubaca

    Cp. : 0813 2679 4215, PIN BB: 26831C26
    SMS Center: 0823 3100 8817 / 0857 1344 8745

    BalasHapus