Senin, 27 Februari 2012

Buatlah Monumen....

Pernahkah terpikirkan dalam benak kita bahwa apa yang kita jalani saat ini akan berubah?? Tidak ada keabadian didunia ini.  Semua ada masanya...semua akan berakhir, apakah itu berakhir karena pindah tempat, pindah kerja, atau bahkan kita diambil oleh Yang Maha Kuasa.

Namun jarang dari kita yang memikirkan apa yang harus aku lakukan saat ini, di posisi sekarang ini, Sebagai apapun kita, seorang ibu rumah tangga, seorang guru sekolah, guru les, karyawan, maupun sebagai seorang owner sebuah badan usaha dan seorang pimpinan. Mengapa tidak pernah terpikirkan untuk melakukan yang terbaik, menjadi yang terbaik di posisi saat ini sebagai apapun kita. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, antara lain: kecewa dengan kondisi saat ini, bukan keinginan kita, terpaksa menjalani atau bahkan harapan dan kenyataan tak seperti impian.  Alih-alih untuk berprestasi dan menjadi yang terbaik...mensyukuri saja tidak mau.. hmmmm??

Saya banyak belajar dan melihat dari lingkungan sekitar, mengapa orang selalu mencela, iri hati dan menyalahkan orang lain.  Karena pada dasarnya mereka punya keinginan besar yang tidak tersalurkan, tidak tercapai. Karena tidak ada pelampiasan...ya mencari alasan (salah satu sifat pecundang).  Padahal hal ini bukan menambah point orang tersebut, justru menurunkan kredibilitas dia baik sebagai pribadi maupun sebagai makhluk sosial. Mereka tidak menyadari potensi yang ada, kekuatan yang ada...istilah ilmiahnya instrospeksi diri...Setiap orang punya kelemahan dan kelebihan. Dan tidak ada satu manusiapun yang sama.  Allah SWT menciptakan umatNYA sangat unit, semua pribadi unik.  Bahkan anak kembarpun tidak mempunyai sifat yang persis seratus persen sama.  Ketika kita menjadi karyawan, jadilah karyawan yang baik, punya loyalitas tinggi terhadap pimpinan dan perusahaan, ketika jadi guru, jadilah guru yang bisa diteladani oleh murid-muridnya, ketika menjadi ibu rumah tangga jadilah ibu atau bunda yang smart buat anak-anak dan suami. Buatlah monumen yang bisa dikenang oleh orang-orang ketika kita sudah tidak berada disana.  Jadikan kenangan terindah buat hidup kita...Monumen hidup bisa berbentuk prestasi, sikap baik kita terhadap tetangga, jiwa penolong...dan lain-lain yang sifatnya positif.  Pembawa perubahan ke arah positif dalam lingkungan hidup kita sungguh menbanggakan baik buat anak-anak kita, keluarga kita dan lingkungan sosial dimana kita berada.

Agak miris juga ketika ada teman yang sudah beralih profesi dari karyawan menjadi ibu rumah tangga.  Sekarang dia banyak menghujat perempuan yang bekerja, banyak berdalil soal perempuan yang berkarier.  Ya..tentu yang diutarakan yang negatif.  Kelemahan-kelemahan wanita bekerja diluar rumah dikupas habis, yang seakan-akan bahwa apa yang sedang dia jalani sebagai ibu rumah tangga saat ini itulah yang terbaik dan seharusnya dilakukan oleh perempuan-perempuan lain.  Eh..dari kemarin kemana aja bu...kok baru sekarang banyak berteori soal wanita yang bekerja.  Bukannya dulu dia juga seorang pekerja??? kenapa dulu teorinya beda ya...?? 
Kita sih ambil sisi positifnya saja,.. ada kemungkinan karena post power syndrom yang membuatnya tidak percaya diri, ada keinginan yang belum tercapai, cemburu yang berlebihan, kekhawatiran yang berlebihan. Tapi mungkin tidak perlu melakukan hal-hal negatif yang justru menurunkan kredibilitasnya. Kalau saya melihat itu sebagai keluhan-keluhan yang dialihkan....

Saya pribadi setuju jika perempuan memang menjadi ibu rumah tangga.  Bukannya dari dulu perempuan-perempuan sudah menjadi ibu rumah tangga.  Hanya saja ada yang double predikat, ada yang single predikat. Semua predikat-predikat itu ada konsekuensinya.  Semua harus disadari betul oleh masing-masing.  Ketika kita bisa menjalankan peran kita masing-masing...maka hidup ini akan terasa indah.
Banyak wanita karier yang anak-anaknya berprestasi di sekolah..banyak wanita karier yang anak-anaknya menjadi atlet terkenal, dan banyak juga ibu rumah tangga yang anak-anaknya idiot, jadi berandalan atau bahkan menjadi buronan. Tidak ada satupun manusia yang bisa memberi jaminan atas apa yang akan terjadi di kehidupan ini.  
Hidup ini bukan rumus  matematika. Bahkan hidup inipun tidak pernah bisa dimengerti dengan logika. 

Hidup ini adalah pilihan. Di dalam sebuah pilihan ada konsekuensi.  Memilih jadi apakah kita?? selalu ada konsekuensi yang harus kita tanggung.  Jika kita tahu sedari awal konsekuensi dari predikat kita sebagai ibu rumah tangga, wanita karier, guru atau apapun....maka kita akan lebih bijak menyikapi segala permasalahan yang muncul dalam kehidupan kita. Jangan pernah berharap hidup anda tidak akan ada masalah.  Jika anda melalui hidup tanpa masalah..ketahuilah, anda sudah melewatkan masa-masa terindah hidup anda.

Hidup ini harus disikapi secara dewasa dan bijak.  Hidup ini begitu indah disaat kita menyikapi segala permasalahan dengan pandangan positif. Hidup ini bukan untuk menang - kalah, hidup ini untuk saling memberdayakan dan membesarkan.  

Untuk menjadi besar dalam hidup..tidak perlu melemahkan oranglain. Hukum tabur tuai selalu berlaku dalam hidup ini.  Apa yang anda lakukan itulah yang akan anda raih di kemudian hari. Mengucap syukur merupakan sikap dari kehidupan yang produktif, sedangkan kebiasaaan mengeluh hanya akan menguras energi anda.

Dijaman yang serba teknologi seperti sekarang ini, .kita memang harus dan dituntut mempunyai kecerdasan baik secara inteligent maupun emosional.  Tetapi perlu diingat, bahwa bukan kecerdasan anda, melainkan sikap andalah yang akan mengangkat anda dalam kehidupan.

Salam sukses....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar