Jumat, 27 April 2012

Fungsikan Dua Telinga dan Satu Hati Kita....


Tuhan memberikan dua telinga dan satu mulut pada kita dengan maksud bahwa kita ini harus lebih banyak mendengar dari berbicara. Sebelumnya, mari kita hitung proporsi kegiatan mendengar dan berbicara. Apakah kita lebih banyak mendengar ataukah berbicara?

Pada dasarnya kebutuhan manusia yang paling dalam adalah keinginan agar perasaannya didengar, diterima, dimengerti dan dihargai. Sebelum lebih jauh, saya ingin mengingatkan bahwa komunikasi itu adalah kegiatan pertukaran informasi yang melibatkan pihak yang berbicara dan pendengar; kegiatan ini harus berjalan dua arah.Banyak sekali kita membaca atau mendengar keluhan orang-orang; atau justru kita sendiri yang mengeluh; bahwa kita merasa sendirian di dunia yang ramai dan hiruk pikuk ini, karena tidak ada yang mau mendengarkan apa yang kita ucapkan dan rasakan. Hal ini menjadi bukti bahwa ternyata, mendengar dapat menjadi salah satu hambatan dalam komunikasi. Mendengar merupakan suatu keterampilan yang sulit untuk dipelajari dan dipraktekkan. Kita cenderung lebih suka untuk berbicara (didengarkan) dari mendengarkan. Sering kali kita tidak menyadari bahwa perilaku kita dalam mendengarkan seseorang berbicara sebenarnya dapat mempengaruhi keinginan lawan bicara kita untuk melanjutkan atau menghentikan pembicaraannya.

Secara umum, kegiatan mendengar ini mengikuti empat tahapan penting yaitu memberi perhatian, elaborasi, merespon dan mengingat. Memperhatikan adalah ketika kita memutuskan untuk mendengarkan atau memusatkan perhatian pada sesuatu. Elaborasi adalah berusaha mengerti apa yang disampaikan oleh lawan bicara. Respon yang kita berikan, seharusnya adalah suatu tanggapan yang berarti.Yang Terakhir, Mengingat adalah proses menyimpan informasi, kesan, dan pengalaman.

Ternyata menjadi pendengar saja tidak cukup dalam bersosialisasi dan berhubungan dengan orang lain. Ada tuntutan yang lebih, yaitu menjadi pendengar yang aktif, mengingat proses komunikasi adalah suatu proses yang timbak balik dan sering dalam komunikasi itu diharapkan lahir sebuah solusi pada sebuah permasalahan. Lalu, yang disebut mendengar aktif itu seperti apa? Menurut berbagai sumber, pada proses mendengar aktif terpusat pada siapa yang kita dengarkan untuk mengerti apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Sebagai pendengar, kita kemudian harus mungkin mengulang kembali dengan kata-kata kita sendiri mengenai apa yang dikatakan lawan bicara tentang perasaan mereka. Ini tidak berarti kita setuju begitu saja, tetapi cenderung pada mengerti apa yang dikatakan.

Sebetulnya, kemampuan berkomunikasi yang baik membutuhkan kesadaran diri yang baik. Untuk itu kita direkomendasikan untuk mengenal diri kita sendiri, berdasarkan tipe kepribadian misalnya. Setiap tipe kepribadian memiliki gaya berkomunikasi yang khas. Tentunya dengan mengenal gaya berkomunikasi, kita akan memperoleh penghargaan yang baik dari orang lain. Misalnya, seseorang yang bertipe kepribadian dominance (dalam pembagian tipe kepribadian DISC), biasanya gaya berkomunikasi tipe dominan ini adalah 'telling'. Pada tipe ini, mungkin kelemahannya adalah pada saat mendengarkan. Dengan mengetahui kelemahan ini, maka yang bersangkutan harus banyak - banyak berlatih untuk menahan hasratnya untuk bicara ketika dia harus mendengarkan lawan bicaranya. Demikian halnya untuk orang yang memiliki tipe kepribadian influence, compliance atau steadiness.
Mari kita simak percakapan antara ibu dan anaknya berikut ini.

Anak: "Aku benci, sebel banget sama Kuncung"
Ibu: "Eh, kok ngomongnya gitu sih. Nggak bisa sebel sama temen sendiri ".
Anak: "Abisnya Kuncung bikin aku malu. Masak aku dikatain pelit di depan teman-teman .. "
Ibu: "Kuncung bilang begitu pasti karena kamu nggak mau berbagi, ya kan? Kebiasaan kamu tuh, nggak mau berbagi sama temannya. Itulah hukumannya kalau kamu nggak mau berbagi. Padahal temanmu sering meminjamkan mainannya ke kamu. Berapa kali Ibu harus mengingatkan kamu untuk mau berbagi dan nggak bisa pelit? Kalau saja kamu dengerin kata-kata Ibu pasti hal itu ga akan terjadi. "
Anak: "Ah, Ibu cerewet .."
Ibu: "Eh, yang sopan ya kalau ngomong sama Ibumu ..!"
Anak: "Iya, iya aku yang salah terus, ibu yang benar terus. Ah .. Ibu rese ', nggak pernah ngerti perasaanku. "

Lalu bedakan dengan yang ini.

Anak: "Aku benci, sebel banget sama Kuncung"
Ibu: "Adik lagi kesel banget ya?".
Anak: "Abisnya Kuncung bikin aku malu. Masak aku dikatain pelit di depan teman-teman .. "
Ibu: "Oh ya? Terus gimana?. "
Anak: "Tadi Kuncung kepengen minjem mainan baruku. Biasanya kan kalo main rame - rame anak-anak pada rebutan, Bu. Padahal aku nggak kepengen mainanku rusak gara-gara dibuat rebutan sama temen-temen yang lain. Itu kan hadiah dari Ayah, mainan kesayanganku. "
Ibu: "Jadi sebenernya kamu nggak bermaksud untuk nggak mau berbagi kan ..?"
Anak: "Iya, aku maunya tadi kita main sepedahan aja. Lain kali kalau mau main, aku simpan mainanku dulu, biar nggak pada rebutan, biar mainanku nggak rusak. "
Ibu: "Ya sudah, kalau begitu besok kalian baikan lagi ya?"
Anak: "Iya Bu, makasih ya?"

Pada dialog yang kedua, Sang Ibu menerapkan prinsip mendengar aktif, sehingga anak merasa Ibunya memahami perasaannya, dan yang terpenting, dia berhasil menemukan sendiri solusi dari masalahnya.
Dalam mendengar aktif, ada tahapan, yaitu Mendengar, Bertanya, merefleksikan - menyatakan ulang, dan Persetujuan. Pada tahap mendengarkan, kita mencoba merasakan muatan emosi dari kata-kata yang terucap dari lawan bicara, usahakan tetap fokus pada lawan bicara, dan jangan lupa gunakan pendekatan verbal dan non-verbal. Pendekatan non-verbal ini dapat berupa genggaman tangan, pelukan, atau usapan di kepala atau punggung (tentunya hal ini tidak bisa dilakukan jika lawan bicara adalah bukan muhrim kita), atau paling tidak bahasa tubuh yang menunjukkan bahwa kita memperhatikan setiap kalimat lawan bicara. Pendekatan verbal dapat dilakukan dengan mengungkapkan respon mendengarkan aktif dan empatik seperti:
• Anda kedengarannya ...............
• Anda tampaknya ................
• Bagi Anda hal itu pasti seperti ............
• Itu pasti menjengkelkan .............
• Jika saya berada dalam posisi Anda, saya akan merasa ...................
• Dan sebagainya
Kemudian pada tahap selanjutnya yaitu tahap bertanya, sebaiknya kita menunjukkan bahwa kita mendengarkan, tahap ini sebenarnya memiliki maksud untuk menggali informasi, dan melakukan klarifikasi, karena sebagai pendengar kita dituntut pula untuk menjadi pendengar yang adil dan tidak memihak. Selanjutnya pada tahap merefleksikan, kita nyatakan kembali dalam bahasa kita apa yang dikatakan lawan bicara, kemudian nyatakan perasaan kita sebagai tanda bahwa kita berempati, lalu kita coba untuk membingkai ulang pernyataan lawan bicara. Dalam hal ini, nyatakan inti dari percakapan, hindari bingkai negatif dan arahkan pembicaraan ke solusi masalah.Terakhir, pada tahap persetujuan, Dapatkan perhatian lawan bicara pada refleksi kita dan sampaikan sebuah 'pesan' bahwa sebetulnya solusi sudah dekat!
Kita tentu ingat dengan kebiasaan kelima pada 7 kebiasaan pribadi yang efektif yaitu "Seek first to understand, then to be understood". Kita diminta untuk mengerti terlebih dahulu sebelum akhirnya dimengerti. Mendengar adalah langkah awal untuk mengerti orang lain dan untuk mengerti, tentunya kita diminta untuk berempati. Sehingga bisa dikatakan bahwa inti dari mendengar aktif ini adalah empati.

Untuk menjadi seorang 'Active Listener', ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah berikan perhatian, jangan lupakan kontak mata, 'dengarkan' bahasa tubuh lawan bicara, tunjukkan bahwa Anda mendengarkan dengan mencondongkan badan ke arah lawan bicara, berikan umpan balik dengan memberikan pertanyaan yang berarti di saat yang tepat, hindari memberikan penilaian secara subjektif, jangan menyela dan beri kesempatan lawan bicara menyelesaikan kalimatnya, dan terakhir, perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang.

Jadi mari kita memfungsikan telinga dan hati kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan mendahulukan mendengarkan dari keinginan untuk didengarkan. 
Karena sebenarnya the fisrt duty of LOVE is to LISTEN.

salam....

(sumber: 7 habits by Covey, berbagai cerita motivasi)

Mengertilah Dahulu, Sebelum Berdebat


Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyalurkan inspirasi manusia itu sendiri. Hubungan antar manusia dengan manusia di mana saja tidak luput menggunakan bahasa / bicara. Oleh karena itu, tehnik dan kesenian berbahasa akan menunjukkan ke-intelektual-an seseorang. Pandai menggunakan bahasa yang indah dapat menimbulkan pendekatan / keakraban bahkan kekaguman pada lawan bicaranya.

Manusia merupakan makhluk sosial (makhluk berkelompok), dia tidak bisa hidup menyendiri lepas dari ke-kelompok-annya. Setiap hari dia pasti ada hubungan/kontak dengan orang lain, juga tidak luput untuk saling berbicara, berdebat, atau adu argumentasi. Maka dari itu dibutuhkan untuk mencari sesuatu teknik bicara yang baik untuk pembicara itu sendiri.

Kita berkumpul berbicara, tentu saling ingin menyalurkan pikiran, pendapat, inspirasi kepada rekan bicara, supaya kawan bicara itu bisa menerimanya. Biasanya ketika sekelompok orang tersebut memiliki kesamaan pengalaman hidup atau pengertian (pendidikan) yang sederajat, maka bicaranya akan lebih mudah dimengerti karena visinya berdekatan. Jadi, kalau berbicara pasti akan lebih semangat dan menyenangkan sesamanya (asyik pembicaraannya). Tetapi sebaliknya, jika sekelompok orang tersebut tidak memiliki kesamaan pengalaman hidup atau pengertian (pendidikan) yang tidak sederajat, bisa jadi mereka adu argumentasi sampai berubah menjadi perdebatan panjang.

Tiap hari bicara dengan orang lain, kalau ada perbedaan pandangan atau pendapat itu wajar-wajar saja, yang dimaksud dengan 'tukar pikiran dan tukar pengalaman (menyerap pengalaman) yaitu pandangan dan pendapat yang tidak sama sebisa mungkin disatukan/ dihubungkan jadi satu, kemudian diambil kelebihannya dan dibuang kekurangannya, supaya dijadikan satu kesamaan atau pandangan yang sama, kontradiksi yang ada dalam hal-hal tersebut, dijadikan satu supaya mencapai solusi yang menyenangkan semua pihak.

Untuk dapat mencapai titik target tertentu, tak lain manusia harus bisa menguasai teknik pembicaraan itu, dan hal ini merupakan sesuatu yang dominan. Di sisi lain, masih ada yang lebih penting lagi, yaitu harus bisa lebih dahulu menghormati rekan yang diajak bicara biarpun itu adalah pembicaraan yang ringan / berat, maupun perdebatan yang sengit atau biasa, semua adalah sama. Menghormati orang lain adalah satu permulaan yang baik untuk menghilangkan benturan-benturan dalam proses perdebatan itu tadi.

Sikap dalam pembicaraan, bisa jadi pendengar yang baik dahulu, itu sudah merupakan penampilan yang sangat menghormati rekan bicaranya, Anda bisa menghormati dia, dia tentu akan berbalik menghormati anda. Kalau sudah begitu, maka urusan akan lebih mudah diselesaikan. Bila kedua belah pihak saling berdiri di titik-titik saling menghormati, menciptakan suasana yang dingin, maka semua persoalan akan lebih mudah didapatkan permufakatan (kompromi) bersama, menjadikan partner bicaranya akan lebih mudah menerima apa pendapat dari Anda.

Andaikata, dalam pembicaraan/perdebatan selalu memutuskan pembicaraan orang atau interupsi terus-menerus, itu adalah kurang sopan dan akan dibenci orang lain, juga tidak akan bisa menangkap pokok pikiran orang yang berbicara sehingga makin berbicara makin hambar atau makin debat makin menyimpang dari pokok pembicaraannya dan biasanya akan diakhiri dengan tidak menyenangkan semua pihak.

Dalam perdebatan atau pembicaraan, andai kata Anda tidak bisa menjadi seorang pendengar yang baik, mana mungkin menangkap arah pikiran rekan bicaranya? Juga bagaimana bisa menyalurkan pendapat anda padanya? Meskipun waktu itu konsep anda sangat indah, juga tidak akan mendapat simpati orang lain apalagi diterimanya. Kondisi bisa menjadi begitu buruk, penyebabnya adalah anda selalu merebut bicara terus dan tidak memberi kesempatan pada orang lain untuk berbicara, juga tidak tenang mendengar pendapat orang lain.

Kesimpulan akhir: Bila berdebat atau berbicara harus bisa menjadi pendengar yang baik dulu supaya rekan bicara bisa lebih mudah menerima pengaruh / inspirasi / argumentasi Anda, guna menghindari benturan-benturan atau gesekan-gesekan yang sama-sama tidak diinginkan.

salam.....

(sumber: 7 habits by Covey, dan berbagai buku motivasi)

Minggu, 22 April 2012

8 PANTANGAN SEHABIS MAKAN


1. MAKAN BUAH – BUAHAN
Kebiasaan makan buah setelah makan ternyata adalah kebiasaan yang keliru. 

Setelah makanan masuk ke lambung, lambung membutuhkan waktu 1 – 2 jam untuk mencerna. Jika seusai makan lalu menyantap buah, buah akan terhambat oleh makanan yang telah lebih dulu disantap, akibatnya buah – buahan tidak bisa tercerna secara normal. Jika berlangsung lama, akan menyebabkan gejala perut kembung, diare atau susah buang air besar dan gejala lainnya.

2. MINUM TEH KENTAL
Minum teh seusai makan, dapat mengencerkan getah lambung, akibatnya mempengaruhi pencernaan makanan. Selain itu, daun teh banyak mengandung tanin (asam tanat). Jika minum teh seusai makan, akan membuat protein yang belum sempat dicerna lambung menyatu dengan asam tanin dan membentuk sedimen yang tidak mudah dicerna sehingga mempengaruhi serapan protein.


Teh juga dapat menghambat serapan zat besi. 
Jika keadaan demikian berlangsung lama dapat terjadi gejala anemia karena kurang zat besi.

3. MEROKOK
Bahaya merokok sehabis makan lebih besar 10 kali lipat dibanding hari – hari biasa ! 

Ini dikarenakan peredaran darah pada saluran pencernaan sehabis makan meningkat, akibatnya sejumlah besar kandungan dalam rokok yang tidak baik bagi kesehatan diserap sehingga bisa merusak hati, otak besar dan pembuluh darah jantung serta juga menyebabkan penyakit pada aspek – aspek terkait ini.

4. MANDI
Mandi sehabis makan, volume aliran darah pada permukaan tubuh akan meningkat dan volume aliran darah pada saluran usus dan lambung akan berkurang sehingga membuat fungsi pencernaan usus lambung melemah dan menyebabkan pencernaan buruk.


5. MENGENDORKAN TALI PINGGANG
Mengendorkan ikat pinggang setelah makan, meskipun terasa agak nyaman tetapi hal tersebut dapat mengakibatkan turunnya tekanan dalam rongga perut, memaksa lambung turun (terjuntai).Jika kebiasan tersebut terus dilakukan, akan benar – benar mengidap lambung turun.


6. MAKAN ANGIN (BERJALAN – JALAN)
“Makan angin” sehabis makan, bukan saja tidak dapat hidup “99” (panjang umur) bahkan karena meningkatnya volume olahraga sehingga dapat mempengaruhi saluran pencernaan terhadap serapan gizi. 

Terutama manula, fungsi jantung melemah, penyempitan pembuluh darah, banyak berjalan seusai makan akan timbul gejala tekanan darah menurun dan lain – lain gejala.

7. BERKARAOKE
Seusai makan isi lambung kita membesar, dinding lambung menjadi tipis, volume aliran darah meningkat, saat demikian, bernyanyi dapat membuat sekat ronga badan pindah ke bawah, beban rongga perut bertambah. 

Jika ringan akan menyebabkan pencernaan buruk, sebaliknya dapat menyebabkan gangguan pada lambung dan gejala penyakit lainnya.

8. MENGEMUDIKAN MOBIL
Rawan terjadi kecelakaan jika habis makan lalu menjalankan kendaraan.Ini dikarenakan sehabis makan lambung dan usus membutuhkan sejumlah besar darah dalam mencerna makanan, mengakibatkan organ otak besar kekurangan darah untuk sementara waktu sehingga dengan demikian dapat menyebabkan kesalahan operasional.

Always do the best, tomorrow must be better than today…
 Good luck & may success always be with you…!!!

Sumber: Berbagai majalah kesehatan

Rabu, 18 April 2012

PERTAPA MUDA DAN KEPITING


Suatu ketika di sore hari yang terasa teduh, tampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai.

Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.
Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya.
Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai di mana sumber suara tadi berasal.
Ternyata, di sana tampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.

Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Karena itu, ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting. Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya.
Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama.

Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya. Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi.

Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting.

Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, "Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik.

Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?"

"Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda.
Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih.

Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting," jawab si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.
Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah ranting.

Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai.

Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya.

"Lihat Anak Muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan.

Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong makhluk lain, bukankah tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, betul kan ?"

Seketika itu, si pemuda tersadar.
"Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu.

*Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan. **

*Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang Paman ajarkan."

Teman-teman , Mempunyai sifat belas kasih, mau memerhatikan dan menolong orang lain adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita, orangtua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun. Tetapi, kalau cara kita salah, sering kali perhatian atau bantuan yang kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang.

Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu.
Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak.
Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif
bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa kebaikan pula bagi kita yang membantu.

salam.....
(sumber: cerita motivasi dan kehidupan)

Senin, 16 April 2012

Komitment Untuk Tetap Konsisten


Sering kali kita terperangkap memikirkan cara yang kompleks untuk meraih kesuksesan. Salah satu kunci kesuksesan yang sering dianggap sepele adalah tindakan yang konsisten. Anda mungkin pernah mendengar dongeng mengenai perlombaan lari antara kelinci dan kura-kura. Sang kelinci begitu sombong dengan kecepatan larinya dan mengganggap remeh si kura-kura yang jalannya sangat lamban. Ketika perlombaan dimulai, si kelinci sombong bahkan mempersilakan kura-kura untuk mulai berjalan duluan, sedangkan ia asyik mengerjakan hal yang lain. Sang kelinci pun menggangap remeh bahkan ia menyempatkan diri untuk tidur siang selagi kura-kura berusaha menyelesaikan perlombaan. Akibat sikapnya yang mengganggap enteng dan malas untuk bekerja keras, sang kelinci akhirnya kalah dalam perlombaan. Satu-satunya hal yang dikerjakan oleh si kura-kura adalah secara konsisten mengambil tindakan untuk mencapai tujuannya. Ia tidak mudah terpancing dengan sikap kelinci yang merendahkannya, ia juga tidak bersungut sungut menyesali kemampuannya. Ia hanya berfokus untuk mengambil satu langkah demi satu langkah secara konsisten sampai tujuannya tercapai.
Untuk meraih kesuksesan, kita perlu mencontoh si kura-kura dengan berkomitment setiap hari mengambil tindakan yang konsisten. Kita tidak mungkin mendapatkan hasil yang luar biasa jika kita hanya bekerja keras dalam satu waktu kemudian tidak menjalankannya secara konsisten dan karenanya kita akan kehilangan momentum. Kita tidak mungkin memiliki tubuh yang ideal hanya dengan melakukan sit-up sebayanyak 50 kali dalam satu hari saja. Kita hanya dapat melihat hasil yang kita inginkan setelah kita menjalankan kebiasaan ini selam enam bulan secara konsisten atau bahkan 1 tahun.

            Tahukah Anda bahwa kesuksesan seseorang bukan hanya bergantung pada langkah pertama yang ia ambil? Sering kali justru langkah-langkah selanjutnya yang kemudian menjadi kebiasaanlah yang akan bertahan untuk meraih kesuksesan. Mengambil tindakan-tindakan yang konsisten terhadap tugas yang harus diselesaikan tidak akan membuahkan hasil yang brilian dalam waktu satu hari. Namun, jika hal ini telah menjadi kebiasaan Anda, suatu saat nanti kesuksesan akan Anda raih.
            Adakah tindakan-tindakan Anda yang tidak konsisten dengan sukses yang Anda inginkan? Mulailah hari ini dengan memperhatikan konsistensi Anda sebagai seorang juara.

Ada yang mau share soal cerita kura-kura dan kelinci ini....silahkan beri komentar jika ada cerita motivasi konsistensi yang lebih seru lagi...

salam ACTION.....

Minggu, 15 April 2012

Sukses Yang Berkesan

Sukses tidak diukur dari posisi yang berhasil dicapai seseorang dalam hidupnya, tetapi dari hambatan - hambatan yang berhasil diatasinya (Booker T. Washington).

Sesulit apapun, bagi orang yang berfikir positif pasti bisa melewati hambatan yang menghadangnya.  Karena itu pula, kemampuan melawan hambatan tersebut sering dijadikan sebagai ukuran dan tolak ukur penilaian sukses tidaknya seseorang, bukan terhadap apa yang di dapatkannya, karena hal  tersebut jauh lebih memberikan makna kesuksesan yang sebenarnya.  Dalam mengatasi suatu hambatan atau masalah dalam hidup bukan tidak memiliki nilai positif, tetapi lebih dari itu, perjuangan yang dilakukan merupakan sebuah seni dalam hidup.  Jika dimaknai lebih dalam lagi, maka sesungguhnya yang bermain adalah jiwa dan kemampuan pikiran kita dalam menghadapinya, selebihnya adalah kekuatan yang berbentuk fisik dengan tindakan yang konkret.

Semua orang punya potensi dengan masalah atau hambatan-hambatannya menjadi besar karenanya.  Namun terkadang orang menjadi merasa kecil lantaran pikirannya telah terpengaruh oleh keadaan atau masalahnya, sehingga masalah yang sebenarnya kecil kelihatan tampak besar.  Dirinya merasa tidak mampu menghadapinya, sehingga kata-kata "gagal" menguasai dirimya.

Lakukanlah apa yang bisa dilakukan dalam mengatasi masalah yang terjadi, daripada tidak ada usaha sama sekali.  Mengapa mesti memilih sukses " tanpa kesan" jika kita bisa meraih kesuksesan yang " berarti dan berkesan" dalam kehidupan kita melalui proses dan perjuangannya yang panjang dan membanggakan? Semakin besar upaya yang dijalankan, maka semakin besar pula untuk kesuksesan kita.  Semakin berdarah-darah adalah proses yang dilakukan, maka semakin membuat kita merasa puas dengan apa yang kita dapatkan.  Akan tetapi jangan merasa puas dengan apa yang didapatkan, kemudian tidak mau berusaha lagi.  Arti puas yakni lebih menekankan kepada pemaknaan untuk menjiwai dan merasakannya dengan penuh arti atas apa yang telah dilakukannya.

Bagaimana menurut rekan-rekan blogger...? jika ada yang tidak setuju silahkan berikan komentar atas tulisan ini.  Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan share ke yang lain.

Indahnya berbagi dan saling mengingatkan.
Salam.

Kamis, 12 April 2012

Anugerah....


Bersyukur dalam Hidup dan mengingat segala Anugrah yang telah di berikan TUHAN kepada kita akan membuat Hidup terasa ringan tuk dijalani.

Renungkanlah hal ini Friends..
Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar, ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.
Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. 
Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke pangkuan-Nya.
Sebelum engkau mengeluh tentang anak- anakmu, ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak tetapi tidak mendapatkannya.
Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai, ingatlah akan gelandangan yang tinggal dijalanan. 
Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh, ingatlah akan seseorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, ingatlah akan para pengangguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.
Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.
Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyum di wajahmu dan berterimakasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Jadikan sebagai MOTIVASI ya Friends...





Jagalah Perkataanmu....


Salah satu pepatah Amerika mengatakan “Stick and stone may break my bones, but words will never hurt me”. Tongkat dan batu dapat mematahkan tulangku, tapi kata-kata takkan menyakitiku. Benarkah ?

Ada orang yang tak pernah memukul, tapi kata-katanya tajam menusuk dan menyakitkan hati. Ketika anak kita diledek temannya, kadang kita katakan ‘biar saja, jangan didengarkan’. Tapi dapatkan kita benar-benar tidak ambil perduli dengan apa yang orang lain katakan ?

Bagaimana dengan istri yang langsung diet ketat gila-gilaan begitu suaminya bilang ‘kamu sekarang gendut,ya.’ Atau anak muda yang nekat bunuh diri saat pacarnya bilang ‘aku tidak lagi cinta padamu’. Bagaimana dengan anak sekolah yang tega menembaki guru dan teman-temannya karena ia selalu jadi bahan bulan-bulanan dan ejekan di sekolah. Masih sederet lagi contoh-contoh lain, termasuk yang berakhir dengan hilangnya harga diri, bahkan perceraian !

Gary Chapman dalam bukunya Lima Bahasa Kasih, menuliskan tentang kata-kata pendukung. Kata-kata positif yang mendukung, menyemangati, membesarkan hati. Kata2 yang ramah, baik, menghargai, penuh rasa maaf, dan menyiratkan kasih. Contoh yang paling sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah bagaimana ibu menenangkan anaknya yang menangis dengan kata-kata yang lembut. Atau Ayah yang membangkitkan semangat anaknya untuk terus bersekolah dan tekun belajar.

Lidah bisa menjadi pedang bermata dua, bisa menyelamatkan, bisa membunuh. Kadang kita mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, lalu kita lupa pernah mengatakan itu. Tapi bagi orang yang menjadi korbannya, walau tahun berlalu mungkin ia masih ingat dan sakit hati. Hendaknya kata-kata yang keluar dari mulut kita boleh menjadi berkat bagi orang lain. Terutama bagi pasangan dan anggota keluarga kita. Berpikirlah dulu sebelum berkata-kata. Hindari lontaran kata-kata kasar dalam kemarahan. Tahan diri untuk mengkritik. Berlatihlah untuk menyampaikan kata-kata penuh kasih, kata yang membangun dan memberi harapan.

Lidah memang tidak bertulang, berpikirlah dulu sebelum menyesal karena mengeluarkan kata-kata yang tak bisa ditarik kembali !
 salam....

Syukuri Yang Kita Miliki.....


Ada orang yang dalam hidupnya selalu mengeluh. Sakit. Tidak punya uang. Anak nakal. Tetangga menyebalkan. Jalanan macet. Istri bawel. Suami tidak perduli. Dan ratusan alasan lain yang membuat hidupnya tidak bahagia. Bahkan ulang tahun pun seolah tak layak dirayakan, karena alih-alih bertambah usia, ulang tahun artinya setahun lebih dekat ke liang kubur.

Stop ! Hitunglah nikmat Allah SWT!

Punya tempat bernaung walaupun mengontrak ? Masih bisa berjalan walau mengidap suatu penyakit ? Suami masih pulang ke rumah ? Istri masih memperhatikan anak ? Dikaruniai anak ? Punya pekerjaan ? Dapat makan walau sederhana ? Bahkan ketika jawaban anda untuk hal diatas itu tidak. Bersyukurlah ! Karena pasti ada hal lain yang layak disyukuri. Tak perduli sekecil atau sesederhana apapun.

Tidak sedikit perkawinan gagal karena istri terus mengeluh atau suami selalu menuntut. Karena ada banyak tuntutan mengharap kemudahan dan kesempurnaan. Namun lihatkan ke arah lain. Jika anda masih bisa membaca artikel ini, anda jauh lebih beruntung dari milyaran orang lain di dunia ini. Lihatlah pada orang-orang yang dengan keterbatasannya masih bisa terus berkarya, bahkan menjadi berkat bagi orang lain.

Mulailah mengucap syukur dan merayakan peristiwa dalam hidup anda. Yang terkecil sekalipun. Ketika kita menjadi orang yang positif dan bisa bersyukur, orang-orang di sekitar kita pun akan tertular. Suami akan mendapati istri penuh senyum. Istri akan mendapatkan suami yang penuh kasih. Anak-anak akan mendapatkan energi positif untuk memandang masa depannya.

Selalu syukuri apa yang kita miliki saat ini.

Sabtu, 07 April 2012

Mengapa Selalu Mencari Pembenaran?


Tidak ada orang yang suka berbuat kesalahan. Namun jika anda ingin melewati hidup dengan baik, maka tidak ada jaminan bagi anda untuk tidak melakukan kesalahan. Jika anda dapat belajar dari kesalahan dengan tepat, maka anda akan mendapatkan bahan bakar baru untuk maju kedepan.
Anda harus menyadari bahwa kesalahan adalah bagian yang penting dalam pengembangan diri. Jangan termenung terus dengan rasa bersalah dan penyesalan, pelajari bagaimana anda dapat belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut.

1. Minta Maaf dengan Tulus dan Sungguh-sungguh
Jika anda telah melakukan kesalahan yang menyakiti/membahayakan orang lain, sangat penting bagi anda untuk segera meminta maaf dengan sungguh-sungguh. Pastikan bahwa itu adalah betul-betul suatu kecelakaan yang tidak akan terulang. Permintaan maaf yang baik akan mengembalikan tingkat kepercayaan orang tersebut pada anda.
Sebaliknya, jika anda tidak meminta maaf, maka kemungkinan besar orang tersebut akan menyerang anda. Akan sangat efektif jika anda meminta maaf secara pribadi dibandingkan lewat surat atau email. Namun, begitu anda telah mendapatkan maaf, jangan sampai melakukan kesalahan yang sama lagi, karena itu adalah suatu kekonyolan dan sangat menjengkelkan. Segera perbaiki tindakan-tindakan anda.


2. Jangan Menjadi Seorang Yang ’Perfectionist’
Jika anda menjalani hidup dengan ketakutan untuk melakukan kesalahan, maka anda akan menghabiskan hidup anda dengan tidak melakukan apa-apa. Bukan masalah jika anda melakukan kesalahan, karena sekali lagi itu adalah bagian penting dari hidup agar anda terus maju. Semakin banyak tanggung jawab yang anda pikul, kemungkinan anda melakukan kesalahan pun semakin sering.
Jika anda selalu ingin merasa semuanya sempurna, selalu ingin menghindari kesalahan-kesalahan sekecil apapun, hal itu lama kelamaan akan membentengi diri anda secara psikologi dan anda menjadi tidak berani dalam mengambil resiko.

3. Jangan Membuang Waktu Dengan Mencari Pembenaran
Kita manusia mempunyai sifat alami untuk mencari pembenaran atas kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Ketika kita melakukan kesalahan, rata-rata reaksi pertama kita adalah menyalahkan orang lain.
”Ya, saya telah menabrak mobil di depan saya, tapi itu adalah karena teman saya yang selalu mengajak saya bergosip sehingga konsentrasi saya terpecah…”
”Saya tidak dapat menyelesaikan tugas sesuai jadwal karena komputer saya mengalami gangguan …”
Perlu anda ketahui, ketika kesalahan telah dibuat, atasan anda sama sekali tidak tertarik dengan pembenaran-pembenaran yang anda buat. Kita mencari pembenaran karena ego kita yang tinggi. Kadang-kadang, hal terbaik yang perlu diucapkan, sangat sederhana : ”Ya, saya telah melakukan kesalahan.”

4. Pahami Mengapa Kesalahan Tersebut Dapat Terjadi
Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai macam kesalahan. Untuk mencegah terjadinya kesalahan yang sama dua kali, anda harus memahami akar permasalahannya.
Sebagai contoh, anda seringkali berbicara dengan nada cepat dan marah; sering anda mengeluarkan kata-kata yang kurang baik. Anda harus mencari tahu apa yang menyebabkan anda marah pada saat itu. Mungkin anda merasa sangat lelah atau kepala anda sedang sakit. Jika anda melakukan kesalahan karena anda begitu lelahnya, cobalah untuk tidak tidur sampai larut malam. Jika anda merasa stress, carilah jalan untuk membuat anda relax.

5. Hindari Mengulang Kesalahan Yang Sama
Anda harus menghindari perasaan bersalah yang terus menerus karena telah berbuat kesalahan, namun pada saat yang sama, anda harus mencari jalan pemecahan dan melakukan tindakan perbaikan. Jika anda mengulang kesalahan yang sama, hal tersebut menunjukkan bahwa anda tidak mengalami suatu kemajuan dan menyebabkan kerugian/penderitaan yang berulang.
Seringkali kesalahan disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Untuk mencegah kesalahan yang sama berulang, anda harus menghapuskan kebiasaan buruk tersebut. Hal ini memang tidak mudah dan membutuhkan usaha ekstra untuk merubah kebiasaan. Bagaimanapun, semakin cepat anda bisa merubah kebiasaan buruk tersebut, semakin cepat anda menghindari melakukan kesalahan yang sama.

6. Kesalahan Adalah Kesempatan Untuk Belajar
Dari kesalahan-kesalahan yang telah anda buat, tentu saja anda akan semakin berkembang dan bijak. Kesalahan-kesalahan, dalam hubungannya dengan keberanian mengambil resiko, merupakan sesuatu yang krusial untuk kesuksesan anda. Hal yang terpenting adalah melihat kesalahan sebagai batu loncatan untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi dan kehidupan yang lebih baik.

salam...
(dari berbagai sumber)