Rabu, 01 Agustus 2012


BELAJAR APA YANG KITA TIDAK TAHU DAN AJAR APA YANG KITA TAHU

Tingkatkanlah selalu iman dan taqwamu 
agar sukses dan selamat dalam hidupmu.

Perbaikilah dirimu
agar orang lain baik padamu.

Senantiasalah bertawakkal kepada Rabb-mu
agar tercukupi seluruh kebutuhanmu.

Peliharalah ( perintah dan larangan ) Allah
agar Dia menjagamu.

Ambilah ibrah dari setiap peristiwa yang berlalu 
agar engkau semakin cerdas dan dewasa.

Kajilah kesalahan-kesalahan masa lalu 
agar engkau tidak terperosok kembali dalam lubang yang sama.

Ketahuilah sebab-sebab keberhasilanmu 
agar dapat engkau tingkatkan prestasimu.

Susunlah program yang rapi 
agar lebih pasti langkahmu.

Bersikaplah selalu terbuka dan rendah hati 
agar banyak pendukungmu.

Bersungguh-sungguhlah dalam segala sesuatu
agar terbuka pintu-pintu kesuksesanmu.

Layanilah semua orang
agar tumbuh loyalitas padamu.

Ikhlaskanlah semua amalmu 
agar abadi pengabdianmu.

Terbukalah dalam urusan materi 
agar fitnah menjauhimu.

Perbaiki dan control para pembantu dekatmu 
agar tidak menjadi bumerang bagimu.

Tingkatkanlah kepekaanmu
agar engkau bebas dari tuntutan masyarakatmu.


Jadi Boss Tanpa Dimusuhi Teman Kerja

Saat mulai membangun karir , Anda juga memulai kedekatan dengan rekan kerja. Setiap perubahan dalam job description, rotasi kerja dan perombakan yang terjadi dalam divisi maupun perusahaan dihadapi dan dijalani bersama. Adalah hal yang wajar jika akhirnya Anda dan rekan jadi dekat, teman sepekerjaan yang saling curhat soal apa saja, mulai soal pribadi hingga soal boss yang menyebalkan.

Tetapi saat Anda mendapatkan promosi pekerjaan dan memegang posisi tertentu, entah sebagai supervisor atau manager, tak disangka teman dan rekan kerja yang selama ini dekat dengan Anda mulai berubah. Walaupun mereka sekarang berada dibawah tanggung jawab Anda, justru rasanya mereka makin menjauh. Jangankan makan siang bareng, sedikit demi sedikit Anda juga mulai mendengar gosip yang tidak menyenangkan tentang Anda. Ada apa ini? Why they all turn against me?Kalau mereka terus menjauh dan tidak respect dengan kepemimpinan Anda, bagaimana Anda bisa menjalin hubungan yang efektif dengan mereka? Mungkin pikiran itu yang ada di pikiran Anda.
Sebelum Anda menyalahkan mereka yang menurut Anda sirik dengan keberhasilan Anda, cobalah untuk melihat kembali kepemimpinan yang baru saja dijalani. Analisa kembali hal-hal yang membuat Anda dimusuhi dan dijauhi rekan kerja yang sekarang jadi bawahan Anda.
1   Anda kehilangan empati. 


S   Sebelum Anda mendapatkan promosi, Anda bisa memberikan pandangan dan turut merasakan kesulitan teman saat menghadapi kesulitan dalam pekerjaannya. Teman pun merasa lebih leluasa untuk curhat dan meminta pandangan atau bantuan untuk mengatasi kesulitan dalam pekerjaan. Tetapi saat Anda menjadi boss mereka, Anda tidak memberikan kesempatan pada mereka untuk mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi. Yang Anda inginkan hanya hasil dan produktifitas yang memuaskan tanpa ingin tahu kesulitan yang mereka hadapi.

     Ingatkan Anda betapa menyebalkannya saat atasan Anda tidak mau mengayomi anak buahnya? Saat anak buah Anda melakukan kesalahan, Anda tidak mau turut maju dan mengambil tanggung jawab atas anggota tim Anda dan membiarkan mereka menyelesaikan akibat kelalaian mereka. Kesalahan ini membuat mereka merasa Anda masih bertingkah laku selayaknya rekan kerja instead of sebagai pemimpin.

     Memegang posisi pemimpin membuat Anda merasa lebih atau bahkan paling pintar di antara anggota tim. Anda lalu menganggap remeh setiap opini dari anak buah Anda. Padahal bisa saja mereka memiliki ide cemerlang yang cocok untuk diterapkan untuk kemajuan tim. Anda juga meniadakan proses brainstorming yang justru membuat anak buah terpacu untuk memunculkan ide-ide baru. Lebih parah lagi, Anda bahkan ‘mencuri’ ide anak buah Anda dan mempresentasikannya sebagai buah pikiran Anda.

   Anda mengkhianati kepercayaan mereka sebagai teman saat Anda menggunakan ‘curhat’ teman Anda sebagai alat untuk menjegal mereka. Saat mereka menceritakan keluh kesah tentang pekerjaan, mereka ingin Anda mendengarkan sebagai teman, bukan boss yang akan menggunakannya sebagai bukti yang mencoreng appraisal. Sebisa mungkin pisahkan posisi Anda sebagai teman dan sebagai atasan. Bertindaklah objektif setiap memandang permasalahan mereka.

     Mungkin Anda juga melihat bahwa atasan Anda selama ini tidak pernah mengucapkan maaf atau sering melemparkan kesalahan. Jika Anda merasa bahwa ini adalah privilege sebagai boss maka Anda salah. Ingatlah betapa kesalnya Anda dulu saat atasan menyalahkan Anda untuk hal yang tidak Anda lakukan. Jangan lakukan hal yang sama. 


    Jadilah atasan dengan kualitas yang baik. Jika Anda merasa salah, jangan segan mengucapkan maaf, apapun posisi Anda dalam perusahaan.

L  leadership is not only positions, but it’s function.  
   jika Anda berfungsi,  maka kinerja kepemimpinan Anda akan berbicara lebih.  




    salam

    

Rabu, 13 Juni 2012

Kekuatan Rasa Syukur


Realitas yang kita hadapi memang seringkali tidak sesuai dengan harapan.Banyak impian yang belum terwujudkan sesuai dengan keinginan. Tekanan dan tantangan hidup kian memancing kita untuk lebih sering mengeluh daripada bersyukur.Berikut ini kisah yang menginspirasi agar kita meningkatkan rasa syukur. Diceritakan tentang seorang pengemis buta. Ia memegang sebuah papan kecil. "Saya buta, tolong bantuan!" Bunyi tulisan itu.Sedihnya, banyak orang yang sudah berlalu lalang di depannya, tetapi sangat sedikit orang yang rela membagikan recehan mereka kepada pengemis tersebut. Seorang pemuda memandang penuh iba, lalu berinisiatif mengganti tulisan di papan tulis tersebut. Tak berselang lama, hampir semua orang yang lewat selalu membagikan uang mereka. Sungguh dahsyat kekuatan kalimat yang ditulis pemuda itu sehingga membuat hati banyak orang tersentuh. "Hari ini sangat indah sekali, tapi saya tidak bisa lihat," itulah bunyi kalimat tersebut yang penuh dengan rasa syukur. 

Dari kisah tersebut saya ingin mengatakan bahwa sikap dan kata-kata yang muncul dari hati penuh rasa syukur akan berbeda. Sikap dan kata-kata itu akan terasa lebih indah, lebih menyentuh, dan lebih dahsyat kekuatannya. Itulah mengapa kita perlu membiasakan diri bersyukur kepada Tuhan YME setiap hari atas segala yang kita miliki, Entah berupa kebahagiaan, kesedihan, keberhasilan, maupun batu sandungan, dan lain sebagainya. Bersyukur berarti berterima kasih kepada Tuhan YME atas nikmat dan kemurahan-Nya. Kalaupun harus menerima cobaan dalam bentuk kesulitan, hati yang penuh rasa syukur akan berusaha memperhatikan orang yang dalam keadaan lebih sulit atau mahkluk Tuhan YME lainnya.Pada saat itulah kita dapat merasakan sudah mendapatkan nikmat tidak terhingga dan merasa jauh lebih beruntung. Misalnya cobalah Anda bandingkan kehidupan Anda sendiri dengan kehidupan burung yang setiap pagi terbang meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Hari ini burung pulang dengan perut kenyang. 

Esok mungkin dia kembali dengan perut agak kenyang. Tak jarang seharian tidak mendapatkan makanan dan kembali pulang dengan kondisi perut kosong. Tetapi ia tidak pernah malas atau mengeluh, meskipun kehidupannya setiap hari tidak menentu, penuh dengan tantangan bahkan ancaman.Bersyukur adalah cara yang paling mudah dan efektif untuk mencapai kebahagiaan. Cobalah untuk meluangkan waktu sejenak mencatat kenikmatan yang sudah kita rasakan hari ini. Misalnya sampai saat ini Anda dapat bernapas dengan baik tidak sesak napas, dapat melihat dengan jelas dan tidak kabur atau katarak, dapat melangkah dengan baik tidak terseok-seok, dan lain sebagainya. Di hati yang paling dalam kita pasti mampu menyadari seluruh nikmat yang kita peroleh di setiap detak jantung kita.Hitunglah sudah ada berapa kenikmatan dalam satu minggu ini, satu bulan, satu tahun, atau sepanjang hidup Anda? Jumlahnya pasti sangat banyak. Bila sudah dapat merasakan keajaiban yang mengagumkan dari setiap detak jantung dan kesempatan yang begitu indah anugerah Tuhan YME yang begitu besar, cobalah untuk meningkatkan rasa syukur. Hal itu akan turut meningkatkan optimisme. Semangat kita juga akan terpacu untuk menggunakan kesempatan yang masih kita miliki untuk melakukan berbagai aktivitas positif, misalnya untuk meningkatkan kualitas kesehatan, kondisi keuangan, kehidupan sosial, spiritual, pekerjaan dan lain sebagainya. Berusahalah untuk meningkatkan rasa syukur terhadap Tuhan YME, karena semakin pintar mensyukuri karunia-Nya semakin mudah melawan depresi. 

Hati yang penuh rasa syukur cenderung mengingat kejadian yang menyenangkan. Orang yang selalu bersyukur juga lebih fokus terhadap hal-hal yang positif. Sehingga mereka lebih mudah menerima dan melakukan hal-hal yang positif dalam hidup mereka. Sibukkan pikiran memikirkan begitu banyak kenikmatan yang telah kita terima, dan mengagumi begitu indah anugerah Tuhan YME yang selama ini kita nikmati. Ungkapkan rasa syukur atas semua kenikmatan yang Anda rasakan melalui doa dan kata-kata yang baik. Aktifkan seluruh potensi yang ada di dalam diri kita untuk melakukan aktivitas yang positif semata-mata karena rasa terima kasih kepada Tuhan YME atas semua kemudahan dan kenikmatan yang Anda rasakan sepanjang hari ini. Meskipun kenyataan yang kita terima tidak sesempurna seperti yang kita inginkan, jangan pernah mengurangi rasa syukur terhadap Tuhan YME. 

Zig Ziglar mengatakan, "The more you express gratitude for what you have, the more you will have to express gratitude for. - Semakin Anda mengungkapkan rasa syukur atas semua yang Anda miliki, Anda harus merasa lebih bersyukur. "Semakin kita pandai mensyukuri nikmat karunia Tuhan YME, maka kita akan semakin mudah menciptakan perubahan luar biasa, misalnya; hidup lebih tenang, perasaan lebih peka, penampilan lebih segar, dan menyenangkan, serta hidup lebih sukses dan bahagia. 

salam....

Selasa, 05 Juni 2012

Merubah Dari Dalam


Ada sebuah cerita inspirasi yang menarik, dan semoga bisa menjadi inspirasi buat rekan-rekan .......

Saat renovasi rumah, si empunya rumah sudah merencanakan memasang sebuah lukisan potret keluarga di ruang tamu yang telah ditatanya dengan indah. Lukisan itu telah dipesan melalui seorang seniman pelukis wajah yang terkenal dengan harga yang tidak murah. Tetapi, saat lukisan itu tiba di rumah dan hendak dipasang, dia merasa tidak puas dengan hasil lukisan dan meminta si pelukis merevisi sesuai dengan gambar yang dibayangkan.

Apa daya, setelah diperbaiki hingga ketiga kalinya, tetap saja ada sesuatu yang tidak disukai pada lukisan tersebut sehingga setiap si pemilik rumah melintas ruang tamu, selalu timbul ketidakpuasan dan kekecewaan. Itu sangatlah mengganggu pikirannya.Menjadikan dirinya tidak senang, uring-uringan, jengkel, kecewa dan sebal dengan ruang tamunya yang indah itu. Semua gara-gara sebuah lukisan! 

Suatu hari, datang bertamu satu keluarga sahabat ke rumah itu. Sahabat ini termasuk pengamat seni yang disegani di lingkungannya. Saat memasuki ruang tamu-setelah bertukar sapa begitu akrab dengan tuan rumah-tiba-tiba mereka bersamaan terdiam di depan lukisan potret keluarga itu. Si tuan rumah buru-buru menyela, "Teman, tolong jangan dipelototi begitu, dong. Aku tahu, lukisan itu tidak seindah seperti yang aku mau, tetapi setelah di revisi beberapa kali jadinya seperti itu, ya udah lah, mau apalagi? " "Lho, apa yang salah dengan lukisan ini? Lukisan ini bagus sekali, sungguh aku tidak sekedar memuji. Si pelukis bisa melihat karakter obyek yang dilukisnya dan menuangkan dengan baik di atas kanvas, perpaduan warna di latar belakangnya juga mampu mendukung lukisan utamanya. Benar kan, Bu? "Tanyanya sambil menoleh kepada istrinya. "Iya, lukisan ini indah dan berkarakter. Jarang-jarang kami melihat karya yang cantik seperti ini. Kamu sungguh beruntung memilikinya, "si istri menambahkan dengan bersemangat. 

Kemudian, mereka pun asyik terlibat diskusi tentang lukisan itu. Setelah kejadian itu, setiap melintas di ruang tamu dan melihat lukisan potret keluarga itu, dia tersenyum sendiri teringat obrolan dengan sahabatnya. Kejengkelan dan kemarahannya telah lenyap tak berbekas. 

Rekan-rekan...,Jika sebuah lukisan tidak bisa diubah atau banyak hal lain di luar diri kita yang tidak mampu kita ubah sesuai dengan keinginan kita atau selera kita, maka tidak perlu menyalahkan keadaan! Karena sesungguhnya, belum tentu lukisan atau keadaan luar yang bermasalah, tetapi cara pandang kitalah yang berbeda. 

Jika kita tidak ingin kehilangan kebahagiaan maka kita harus berusaha menerima perbedaan yang ada. Dengan mengubah cara berpikir kita yang di dalam, tentu kondisi di luar juga ikut berubah. Marilah kita pelihara semangat dan kebahagiaan kita, bukan dengan mengubah dunia sesuai dengan keinginan kita, tetapi menerima perubahan dengan cara mengubah yang ada di dalam diri kita terlebih dulu.


Salam...sukses 


Sukses Di Mulai Dari Pikiran ( Impian )


Mungkin diantara sahabat ada yang pernah jalan-jalan ke Disneyland, atau mungkin juga di antara sahabat telah melihat atau mendengar sebuah taman wisata termegah di dunia yang bernama Disneyland itu. Mungkin dari Koran, dari Televisi maupun juga dari Internet.
Dalam kesempatan kali ini, saya ingin mengajak anda bukan untuk bercerita tentang Megahnya Disneyland akan tetapi untuk mengenal dengan Pak Disney sang Disneyland Creator tersebut,terutama tentang pemikirannya yang luar biasa.



Pak Disney ini memiliki nama lengkap Walter Elias Disney, lahir pada tanggal 5 Desember 1901. Berasal dari keluarga biasa saja bahkan beliau pernah pula bekerja di perusahaan Koran dalam perjalanan hidupnya hingga kemudian dipecat dengan alasan tidak mampu berkreatif dalam perusahaan Koran tersebut. Bersama saudara kandungnya, Roy Oliver Disney, Walt mendirikan The Walt Disney Company dan sekarang terkenal dengan berbagai film dan taman bermainnya, seperti Disneyland dan Disney Resort Paris.

Yang membuat saya tertarik dengan sosok Disney adalah ketika Peresmian Disney land Paris di tahun 1992, ada seorang wartawan yang menyayangkan akan ketidakberadaan Walt Disney kepada kerabat Pak Disney karena pada saat itu Pak Disney sudah meninggal. Dengan sederhananya istri mendiang pak Disney berkata, "Sesungguhnya Pak Disney telah melihat ini semua di dalam alam imajinasinya. "

Ya, ternyata Pak Disney melakukan seperti kata pepatahbahwa segala sesuatu yang diciptakan berada dalam dua tahap, pertama di dalam alam fikirannya dan yang kedua ketika menjadi realita.

Demikian cerdas pak Disney dalam merancang dan membayangkan apa yang ingin diimpikannya dan akhirnya impiannya tersebut menjadi kenyataan. Kecerdasan beliau dalam pemikiran dan imajinasinya yang luar biasa ini pun akhirnya dikembangkan sebagai salah satu teknik dalam NLP untuk menggapai kesuksesan oleh Robbert Dilts yang dikenal dengan Walt Disney Planning Strategy

Kembali ke Pak Disney, Apa yang diimpikan oleh pak Disney tentang sebuah taman hiburan dimana orang-orang merasakan kebahagiaan akhirnya terwujud dan menjadi kenyataan. Karena Pak Disney tidak sekedar bermimpi (Dreamer) sederhana saja namun juga membuat tahapan - tahapan lainnya di dalam impiannya sehingga menjadikan impian membuat Disneyland seolah sudah menjadi realita di dalam impiannya.

Setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata ada Pattern / Pola dalam tahapan yang dilakukan oleh Pak Disney ketika mengcreate impiannya tersebut sehingga menjadi kenyataan. Mudahnya pola tersebut adalah sebagai berikut

1. Be A Dreamer

Pertama -tama mulailah dengan membuat impian yang kita inginkan/bayangkan. Jadilah seorang Dreamer. Catatlah apa yang kita impikan. Perbesar impian tersebut. Lihatlah apa yang ada dalam impian. Gunakan dan manfaatkan Panca Indra untuk memperjelas dalam pembuatan impian tersebut. Perjelas bayangan dari impian tersebut. Dengarlah apa saja suara yang diinginkan didalam impian. Serta rasakan betapa impian itu seolah (as if) menjadi kenyataan. Sehingga anda seolah benar-benar berada di dalam impian tersebut

2. Be A Realist

Setelah mendapatkan impian tersebut telah dibuat dan didapatkan, tahap selanjutnya adalah menjadi diri sebagai orang yang realistis terhadap apa yang kita impikan tersebut. Be A Realist, keluarkan sisi netral dari dalam diri untuk menilai impian tersebut. Pandanglah impian tersebut dengan kondisi netral, tidak begitu memuja maupun mencerca. Catatlah apa yang ada didalam fikiran ketika berada di dalam posisi sebagai orang yang netral dan realistis

3. Be A Critic

Tahap Ketiga setelah menjadi orang yang netral adalam jadikan diri sebagai Pengkritik (A Critic). Kritiklah impian tersebut seolah-olah kita menjadi kritikus yang sedang mencari kelemahan dari impian. Dan ingatlah untuk mencatat apa yang ada didalam fikiran ketika berada di dalam posisi pengkritik

Setelah melalui tiga fase strategi tersebut , barulah kita seolah-olah menjadi orang netral diatara ketiga posisi tersebut. Hal ini supaya kita jauh lebih netral dalam memandang dan merasakan ketiga pemikiran kita sendiri yang telah ditulis tersebut. Posisi ini biasa disebut dengan Meta Position.

Setelah menimbang dalam Meta Position, bisa saja kita kembali berfikir sebagai Dreamer untuk memperkaya impian kita menjadi lebih realistis dan lebih dinamis.

Cara ini lah yang ternyata membuat Pak Disney berhasil membangun impiannya menjadi kenyataan. Beliau dengan pandainya memainkan sisi Dreamer, Realist dan Critic yang dimilikinya sehingga mendapatkan impian yang kreatif dan realistis untuk dijadikan kenyataan.

Kutipan dari Sharingan seorang teman (Smile Trainer) di Milis UE 

Kecerdasan Menentukan Kebahagiaan


Bahagia dan sukses dapat diprediksi! Bahagia dan sukses adalah buah dari perilaku. Karena itu bila kita mempunyai perilaku orang yang bahagia dan sukses, pasti suatu saat menjadi bahagia dan sukses pula.. Perilaku adalah buah dari kebiasan. Kebiasaan dimulai dari sikap. Sikap dipengaruhi oleh paradigma. Paradigma dipengaruhi oleh pengetahuan. Jadi, awalnya adalah pengetahuan. Setiap hari, pengetahuan beredar secara berlimpah ruah di sekeliling kita. Kemampuan menangkap pengetahuan, mengolahnya, menghayatinya, dan menjadikannya sebagai aksi untuk meraih tujuan, sangat dipengaruhi oleh kecerdasan.

Dr. Stanley dalam karyanya The Millionaire Next Door mengungkapkan hasil penelitiannya terhadap para milyuner di Amerika, Ditunjukkan bahwa para orang sukses memiliki kecerdasan yang cukup baik. Para milyuner yang diteliti berasal dari berbagai kalangan seperti kontraktor las, penjual barang bekas, petani, pembasmi hama, hingga penjual koin. Yang jelas, mereka mempunyai satu kesamaan yaitu sangat merdeka secara finansial. Kebanyakan mereka hidup relatif sederhana dibandingkan dengan jumlah kekayaannya. Mobil mereka seperti rata-rata milik orang kebanyakan, rumah mereka berada di perumahan orang kebanyakan. Mereka juga bergaul dengan orang kebanyakan. Sebagian besar dari mereka tidak suka tampil di depan publik. Mereka rata-rata bersekolah dengan baik. Kalaupun putus sekolah, itu dikarenakan kondisi ekonomi keluarga, bukan karena mereka tidak cerdas. 

Jadi para milyuner ini memiliki kecerdasan intelektual, IQ, yang baik. Mereka juga adalah orang-orang yang tangguh, ulet, sabar, mampu mengendalikan diri, bermasyarakat dengan baik, memiliki keluarga harmonis, dan berbagai hal lain yang menjadi bukti bahwa mereka memiliki kecerdasan emosional, EQ, yang baik. Semua dari mereka juga setuju bahwa kehidupan spiritual, pelayanan, dan sedekah adalah hal yang sangat penting. Kebanyakan dari mereka menyumbangkan penghasilan 10 persen atau lebih dari pendapatan kotor. Mereka meyakini Tuhan sebagai sumber pemberi rizki, sebagai pendamping yang tidak kelihatan, atau sering disebut sebagai "silent partner". Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kecerdasan spiritual, SQ yang sangat baik.

Studi terhadap orang-orang yang sangat sukses menujukkan bahwa mereka juga memiliki ciri-ciri lain yang menonjol. Pertama, mereka mempunyai mimpi yang besar, tujuan yang jelas, dan teguh memegang mimpinya tersebut. Kedua, mereka tidak bekerja sendirian, mereka mampu memanfaatkan kekuatan yang ada di dalam dirinya maupun di sekeliling dirinya. Jadi, mereka mengembangkan dua kecerdasan lainnya sebagai pelengkap dari IQ-EQ-SQ. Mereka mengembangkan kecerdasan yang disebut Kecerdasan Aspirasi (Aspiration Intelligence), dan Kecerdasan Kekuatan (Power Intelligence). Ternyata para orang sukses mengembangkan lima kecerdasan dengan seimbang! Kelima kecerdasan ini kita sebut Kecerdasan SEPIA (Spiritual - Emotional - Power - Intellectual - Aspiration).

Dalam sisi manusia yang lebih dalam, sesungguhnya kita memiliki anugerah Illahi yang membuat diri kita unik. Anugerah Illahi terpenting ini adalah "kebebasan untuk memilih". Dari anugerah penting inilah anugerah–anugerah yang lain saling terkait. Manusia dilengkapi dengan anugerah kesadaran diri, imajinasi, suara hati, dan kehendak bebas. Manusia juga mendapat anugerah proses, yaitu senang belajar dan senang bertanya. Ketika berbagai anugerah ini dipadukan maka manusia mampu membangun peradaban dalam bentuk kehidupan sosial bermasyarakat, berbisnis, pendidikan, seni, dan teknologi. Di sisi dalam, manusia juga mampu menyempurnakan pemahamannya tentang kemanusiaan, makna kehidupan, arti suatu pengorbanan, dan bakti kepahlawanan.

Sayangnya anugerah ini sering tertimbun oleh kesibukan sehari-hari. Kecerdasan SEPIA adalah suatu upaya untuk menerbitkan kembali semua potensi dalam diri kita untuk meraih bahagia dan sukses.


salam...sukses luar biasa..


Kamis, 17 Mei 2012

Anak Kecil Yang Pandai Bersyukur


Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung, dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa sangat miskin. Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin. Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya. ' Bagaimana perjalanan kali ini? ' 'Wah, sangat luar biasa Ayah ''Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin' kata ayahnya. ' Oh iya 'kata anaknya 'Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?' tanya ayahnya. Kemudian si anak menjawab. 'Saya saksikan bahwa kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat. Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ketengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya. Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari . Kita memiliki patio sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh. Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang melampaui pandangan kita. Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya. Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri. Kita memiliki tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi. ' Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara. Kemudian sang anak menambahkan 'Terimakasih Ayah, telah menunjukan kepada saya betapa miskinnya kita.' 


Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya. Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain. Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseorang. Membuat kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang telah disediakan untuk kita daripada kita terus menerus khawatir untuk meminta lebih. 

Sumber: Anonim 

Senin, 14 Mei 2012

Ketika Komunikasi Macet


Ketika komunikasi macet, jalanan macet, ide menulis macet, proses penyembuhan macet, proses menuju kebebasan macet, maka rasa frustasi yang mengalir, masuk ke dalam jiwa, merasuki tulang. Hati yang panas semakin gerah, jiwa yang lelah terasa ingin menyerah.
Daripada menyesali hal-hal yang kubutuhkan atau harapkan untuk berjalan kembali tetapi nyatanya tak kunjung bergerak, atau menyumpahi keadaan dan kecerobohan yang telah menimbulkan macet, lebih baik diam sejenak. Ada yang terlupakankah ? Tenang, tersenyum, berharap, dan sadar.
Mungkin selama ini ku sudah bergerak terlalu laju, sehingga tidak sempat mendongak menikmati kerlipan bintang di langit malam, atau tersenyum kepada matahari pagi yang memberi kehidupan. Mengulurkan tangan kepada anak-anak yang merindukan sapaanku. Dan menyapa jiwaku sendiri yang kering karena kerutinan. Mungkin hatiku sudah terlalu penuh dengan ambisi dan keinginan-keinginan duniawi, mungkin ini saatnya membersihkan nurani, memurnikan motivasi, menyadari pemeliharaan Illahi, yang sesungguhnya tak pernah sepi. Hanya jarang mendapat apresiasi.
Macet memang menyebalkan, tidak ada ide, tidak ada kelanjutan, harapan menggantung, kepastian melayang. Macet membuat bahtera hidup terhenti, dan semua aspirasi seakan mati. Tetapi mungkin itulah saat yang tepat untuk meluruskan kemudi, mengistirahatkan kendali, dan menyelaraskan diri dengan kehendak Illahi, supaya kita sungguh sampai ke tujuan kita yang hakiki.

Terimakasih macet.

Rabu, 02 Mei 2012

Are You A Bad Boss?


Tentu Anda ingat, sebelum memegang posisi sebagai atasan, Anda juga pernah merasakan suka duka jadi seorang karyawan. Ada saat-saat ketika karena suatu hal Anda tidak puas dengan kepemimpinan boss Anda, lalu dengan serta merta menganugerahi gelar “the bad boss’ untuk atasan tersebut. Dengan kekesalan yang berapi-api pembalasan pun direncanakan terhadap atasan Anda. Lebih ekstrem lagi, beberapa orang bahkan diam-diam memiliki niat untuk meluapkan ketidaksukaan mereka kepada atasan dengan kontak fisik yang membahayakan. Walaupun hal ini hanya sebatas wacana saja, tapi sungguh tidak ada jaminan bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan sang karyawan.
Ketika Anda sudah memiliki posisi yang sama dengan atasan Anda dulu, memimpin dan mengelola anak buah, bukan tidak mungkin salah satu dari mereka mengalami hal yang dulu pernah Anda rasakan. Tanpa Anda sadari mereka memendam ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Anda, atau terhadap hak dan kewajiban yang mereka terima.
Kepemimpinan dan mengelola tim memang tidak harus memuaskan hati semua orang. Tidak ada rumus yang 100% tepat dan akurat untuk menjalankan kepemimpinan karena ini adalah hal rumit yang sulit untuk dilaksanakan dengan sempurna. Untuk meminimalisir kemungkinan Anda dilabeli dengan “bad boss”, salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah mengenali kepemimpinan Anda dan efektifitasnya terhadap anak buah Anda serta terus mengembangkan dan mendewasakan karakter Anda sebagai pemimpin. Kenali juga kelemahan Anda dan berusahalah untuk memperbaikinya.
Beberapa ciri yang sebaiknya Anda pertahankan atau capai agar tidak memiliki predikat the bad boss antara lain :
Going down. A bad boss tidak akan mengetahui kesulitan yang dihadapi anggota timnya. Filsuf Lao-Tzu pernah berkata bahwa "If you want to govern the people, you must place yourself below them." Menjadi seorang atasan tidak berarti Anda harus selalu ada di ‘atas’ sehingga anggota tim Anda sulit untuk ‘meraih’ Anda. Investasikan waktu dan tenaga untuk mengetahui detail pekerjaan yang dilakukan dan situasi kerja yang dihadapi anak buah Anda sehari-hari. Ketahui kesulitan yang dihadapi setiap anak buah Anda dan diskusikan solusi yang paling tepat. Tunjukkan bahwa Anda bersedia untuk dekat dan turut ambil bagian dalam proses pekerjaan tim Anda.
Sampaikan dan ketahui dengan jelasA bad boss hanya akan memberikan perintah namun tidak tahu setiap detail yang dibutuhkan untuk mencapainya. A bad boss ingin mendapatkan hasil bagus tanpa ingin tahu kesulitan yang dihadapi anggota timnya. Ada anggapan yang menyatakan bahwa seorang atasan memiliki keleluasaan untuk memberikan berbagai perintah atau tugas bagi anak buahnya. Akan tetapi yakinkah Anda bahwa esensi dari tugas yang diberikan diterima dan dimengerti oleh anggota tim dengan sempurna? Bila Anda mendapati masalah, sebelum menyalahkan mereka, apakah Anda sudah mengetahui apa yang sebenarnya Anda harapkan dalam pemberian perintah tersebut? Apakah Anda mengetahui big picture dan setiap detail dari tugas tersebut? Pastikan Anda mengetahui setiap aspek dari tugas yang dibebankan dan menyampaikannya dengan jelas. Konfirmasikan apakah anak buah Anda mengetahui dengan jelas perintah Anda.
Bijaksana menghadapi masalah. A bad boss akan menyalahkan anggota timnya atau faktor lainnya saat menghadapi masalah. Ada anggapan menyesatkan bagi sebagian orang bahwa masalah tidak akan jadi sebuah masalah jika tidak diketahui keberadaannya. Karena itu banyak orang bahkan juga pemimpin yang berusaha untuk melarikan diri dari sebuah persoalan lalu berharap persoalan tersebut akan mereda dengan sendirinya. Pemimpin berkarakter justru akan mengharapkan masalah agar bisa mempersiapkan antisipasi dan solusinya.
Terbuka terhadap kritik. A bad boss tidak menerima kritikan, bahkan akan tersinggung saat dikritik oleh anggota timnya. Pemimpin yang menggunakan metode komunikasi satu arah, atau dengan kata lain tidak bisa menerima kritikan dari anggota timnya, menghendaki setiap perkataannya dituruti, dan tidak menghiraukan aspirasi dan masukan dari timnya hanya akan membuat mereka kehilangan respect atau rasa hormat. Dorong setiap anggota tim Anda untuk menyuarakan pendapat atau kritik mereka terhadap kebijaksanaan atau policy yang Anda buat. Bagaimanapun 'toh keputusan ada di tangan Anda.

Remember! 
Semua pemimpin yang baik, pernah melalui fase pembentukan yang tidak baik, so biasakan diri Anda dibentuk oleh organisasi Anda. 

salam....

(share from Chandra Ming (General Manager JobsDB.com)

Selasa, 01 Mei 2012

KISAH BESI DAN AIR


Ada dua benda yang bersahabat karib yaitu besi dan air. Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri. Ia sering menyombong kepada sahabatnya :
"Lihat ini aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak" Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.

Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana . Aturannya : "Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan menang" Besi dan air pun mulai berlomba : Rintangan pertama mereka ialah mereka harus melalui penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam. Besi mulai menunjukkan kekuatannya, Ia menabrakkan dirinya ke batu-batuan itu.Tetapi karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak terluka di sana sini karena melawan batu-batuan itu.

Air melakukan tugasnya ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia lembut mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu dan tidak menyadarinya, ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak lainnya.

Score air dan besi 1 : 0 untuk rintangan ini. Rintangan kedua mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua. Besi merasakan kekuatannya, ia mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi celah-celah itu ternyata cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia berputar memang celah itu semakin hancur tetapi iapun juga semakin terluka.

Air dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah itu dan tiba dengan cepat didasar gua. Score air dan besi 2 : 0

Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah dan tiba di luar gua besi kesulitan mengatasi rintangan ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya ia berkata kepada air : "Score kita 2 : 0, aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !"

Airpun segera menggenang sebenarnya ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini,tetapi kemudian ia membiarkan sang matahari membantunya untuk menguap.
Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan angin untuk meniupnya kesebarang dan mengembunkannya. Maka air turun sebagai hujan. Air menang telak atas besi dengan score 3 : 0.

Jadikanlah hidupmu seperti air. Ia dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras. Ingat hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan paksaan dan kekerasan. Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan keinginan untuk membela diri.

Air selalu merubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya, ia flexibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada yang bertentangan dengan dia. Air tidak putus asa, Ia tetap mengalir meskipun melalui celah terkecil sekalipun. Ia tidak putus asa. Dan sekalipun air mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, padanya masih dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.
Semoga bermanfaat...


Sumber : IndoForum.org



Jumat, 27 April 2012

Fungsikan Dua Telinga dan Satu Hati Kita....


Tuhan memberikan dua telinga dan satu mulut pada kita dengan maksud bahwa kita ini harus lebih banyak mendengar dari berbicara. Sebelumnya, mari kita hitung proporsi kegiatan mendengar dan berbicara. Apakah kita lebih banyak mendengar ataukah berbicara?

Pada dasarnya kebutuhan manusia yang paling dalam adalah keinginan agar perasaannya didengar, diterima, dimengerti dan dihargai. Sebelum lebih jauh, saya ingin mengingatkan bahwa komunikasi itu adalah kegiatan pertukaran informasi yang melibatkan pihak yang berbicara dan pendengar; kegiatan ini harus berjalan dua arah.Banyak sekali kita membaca atau mendengar keluhan orang-orang; atau justru kita sendiri yang mengeluh; bahwa kita merasa sendirian di dunia yang ramai dan hiruk pikuk ini, karena tidak ada yang mau mendengarkan apa yang kita ucapkan dan rasakan. Hal ini menjadi bukti bahwa ternyata, mendengar dapat menjadi salah satu hambatan dalam komunikasi. Mendengar merupakan suatu keterampilan yang sulit untuk dipelajari dan dipraktekkan. Kita cenderung lebih suka untuk berbicara (didengarkan) dari mendengarkan. Sering kali kita tidak menyadari bahwa perilaku kita dalam mendengarkan seseorang berbicara sebenarnya dapat mempengaruhi keinginan lawan bicara kita untuk melanjutkan atau menghentikan pembicaraannya.

Secara umum, kegiatan mendengar ini mengikuti empat tahapan penting yaitu memberi perhatian, elaborasi, merespon dan mengingat. Memperhatikan adalah ketika kita memutuskan untuk mendengarkan atau memusatkan perhatian pada sesuatu. Elaborasi adalah berusaha mengerti apa yang disampaikan oleh lawan bicara. Respon yang kita berikan, seharusnya adalah suatu tanggapan yang berarti.Yang Terakhir, Mengingat adalah proses menyimpan informasi, kesan, dan pengalaman.

Ternyata menjadi pendengar saja tidak cukup dalam bersosialisasi dan berhubungan dengan orang lain. Ada tuntutan yang lebih, yaitu menjadi pendengar yang aktif, mengingat proses komunikasi adalah suatu proses yang timbak balik dan sering dalam komunikasi itu diharapkan lahir sebuah solusi pada sebuah permasalahan. Lalu, yang disebut mendengar aktif itu seperti apa? Menurut berbagai sumber, pada proses mendengar aktif terpusat pada siapa yang kita dengarkan untuk mengerti apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Sebagai pendengar, kita kemudian harus mungkin mengulang kembali dengan kata-kata kita sendiri mengenai apa yang dikatakan lawan bicara tentang perasaan mereka. Ini tidak berarti kita setuju begitu saja, tetapi cenderung pada mengerti apa yang dikatakan.

Sebetulnya, kemampuan berkomunikasi yang baik membutuhkan kesadaran diri yang baik. Untuk itu kita direkomendasikan untuk mengenal diri kita sendiri, berdasarkan tipe kepribadian misalnya. Setiap tipe kepribadian memiliki gaya berkomunikasi yang khas. Tentunya dengan mengenal gaya berkomunikasi, kita akan memperoleh penghargaan yang baik dari orang lain. Misalnya, seseorang yang bertipe kepribadian dominance (dalam pembagian tipe kepribadian DISC), biasanya gaya berkomunikasi tipe dominan ini adalah 'telling'. Pada tipe ini, mungkin kelemahannya adalah pada saat mendengarkan. Dengan mengetahui kelemahan ini, maka yang bersangkutan harus banyak - banyak berlatih untuk menahan hasratnya untuk bicara ketika dia harus mendengarkan lawan bicaranya. Demikian halnya untuk orang yang memiliki tipe kepribadian influence, compliance atau steadiness.
Mari kita simak percakapan antara ibu dan anaknya berikut ini.

Anak: "Aku benci, sebel banget sama Kuncung"
Ibu: "Eh, kok ngomongnya gitu sih. Nggak bisa sebel sama temen sendiri ".
Anak: "Abisnya Kuncung bikin aku malu. Masak aku dikatain pelit di depan teman-teman .. "
Ibu: "Kuncung bilang begitu pasti karena kamu nggak mau berbagi, ya kan? Kebiasaan kamu tuh, nggak mau berbagi sama temannya. Itulah hukumannya kalau kamu nggak mau berbagi. Padahal temanmu sering meminjamkan mainannya ke kamu. Berapa kali Ibu harus mengingatkan kamu untuk mau berbagi dan nggak bisa pelit? Kalau saja kamu dengerin kata-kata Ibu pasti hal itu ga akan terjadi. "
Anak: "Ah, Ibu cerewet .."
Ibu: "Eh, yang sopan ya kalau ngomong sama Ibumu ..!"
Anak: "Iya, iya aku yang salah terus, ibu yang benar terus. Ah .. Ibu rese ', nggak pernah ngerti perasaanku. "

Lalu bedakan dengan yang ini.

Anak: "Aku benci, sebel banget sama Kuncung"
Ibu: "Adik lagi kesel banget ya?".
Anak: "Abisnya Kuncung bikin aku malu. Masak aku dikatain pelit di depan teman-teman .. "
Ibu: "Oh ya? Terus gimana?. "
Anak: "Tadi Kuncung kepengen minjem mainan baruku. Biasanya kan kalo main rame - rame anak-anak pada rebutan, Bu. Padahal aku nggak kepengen mainanku rusak gara-gara dibuat rebutan sama temen-temen yang lain. Itu kan hadiah dari Ayah, mainan kesayanganku. "
Ibu: "Jadi sebenernya kamu nggak bermaksud untuk nggak mau berbagi kan ..?"
Anak: "Iya, aku maunya tadi kita main sepedahan aja. Lain kali kalau mau main, aku simpan mainanku dulu, biar nggak pada rebutan, biar mainanku nggak rusak. "
Ibu: "Ya sudah, kalau begitu besok kalian baikan lagi ya?"
Anak: "Iya Bu, makasih ya?"

Pada dialog yang kedua, Sang Ibu menerapkan prinsip mendengar aktif, sehingga anak merasa Ibunya memahami perasaannya, dan yang terpenting, dia berhasil menemukan sendiri solusi dari masalahnya.
Dalam mendengar aktif, ada tahapan, yaitu Mendengar, Bertanya, merefleksikan - menyatakan ulang, dan Persetujuan. Pada tahap mendengarkan, kita mencoba merasakan muatan emosi dari kata-kata yang terucap dari lawan bicara, usahakan tetap fokus pada lawan bicara, dan jangan lupa gunakan pendekatan verbal dan non-verbal. Pendekatan non-verbal ini dapat berupa genggaman tangan, pelukan, atau usapan di kepala atau punggung (tentunya hal ini tidak bisa dilakukan jika lawan bicara adalah bukan muhrim kita), atau paling tidak bahasa tubuh yang menunjukkan bahwa kita memperhatikan setiap kalimat lawan bicara. Pendekatan verbal dapat dilakukan dengan mengungkapkan respon mendengarkan aktif dan empatik seperti:
• Anda kedengarannya ...............
• Anda tampaknya ................
• Bagi Anda hal itu pasti seperti ............
• Itu pasti menjengkelkan .............
• Jika saya berada dalam posisi Anda, saya akan merasa ...................
• Dan sebagainya
Kemudian pada tahap selanjutnya yaitu tahap bertanya, sebaiknya kita menunjukkan bahwa kita mendengarkan, tahap ini sebenarnya memiliki maksud untuk menggali informasi, dan melakukan klarifikasi, karena sebagai pendengar kita dituntut pula untuk menjadi pendengar yang adil dan tidak memihak. Selanjutnya pada tahap merefleksikan, kita nyatakan kembali dalam bahasa kita apa yang dikatakan lawan bicara, kemudian nyatakan perasaan kita sebagai tanda bahwa kita berempati, lalu kita coba untuk membingkai ulang pernyataan lawan bicara. Dalam hal ini, nyatakan inti dari percakapan, hindari bingkai negatif dan arahkan pembicaraan ke solusi masalah.Terakhir, pada tahap persetujuan, Dapatkan perhatian lawan bicara pada refleksi kita dan sampaikan sebuah 'pesan' bahwa sebetulnya solusi sudah dekat!
Kita tentu ingat dengan kebiasaan kelima pada 7 kebiasaan pribadi yang efektif yaitu "Seek first to understand, then to be understood". Kita diminta untuk mengerti terlebih dahulu sebelum akhirnya dimengerti. Mendengar adalah langkah awal untuk mengerti orang lain dan untuk mengerti, tentunya kita diminta untuk berempati. Sehingga bisa dikatakan bahwa inti dari mendengar aktif ini adalah empati.

Untuk menjadi seorang 'Active Listener', ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah berikan perhatian, jangan lupakan kontak mata, 'dengarkan' bahasa tubuh lawan bicara, tunjukkan bahwa Anda mendengarkan dengan mencondongkan badan ke arah lawan bicara, berikan umpan balik dengan memberikan pertanyaan yang berarti di saat yang tepat, hindari memberikan penilaian secara subjektif, jangan menyela dan beri kesempatan lawan bicara menyelesaikan kalimatnya, dan terakhir, perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang.

Jadi mari kita memfungsikan telinga dan hati kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan mendahulukan mendengarkan dari keinginan untuk didengarkan. 
Karena sebenarnya the fisrt duty of LOVE is to LISTEN.

salam....

(sumber: 7 habits by Covey, berbagai cerita motivasi)

Mengertilah Dahulu, Sebelum Berdebat


Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyalurkan inspirasi manusia itu sendiri. Hubungan antar manusia dengan manusia di mana saja tidak luput menggunakan bahasa / bicara. Oleh karena itu, tehnik dan kesenian berbahasa akan menunjukkan ke-intelektual-an seseorang. Pandai menggunakan bahasa yang indah dapat menimbulkan pendekatan / keakraban bahkan kekaguman pada lawan bicaranya.

Manusia merupakan makhluk sosial (makhluk berkelompok), dia tidak bisa hidup menyendiri lepas dari ke-kelompok-annya. Setiap hari dia pasti ada hubungan/kontak dengan orang lain, juga tidak luput untuk saling berbicara, berdebat, atau adu argumentasi. Maka dari itu dibutuhkan untuk mencari sesuatu teknik bicara yang baik untuk pembicara itu sendiri.

Kita berkumpul berbicara, tentu saling ingin menyalurkan pikiran, pendapat, inspirasi kepada rekan bicara, supaya kawan bicara itu bisa menerimanya. Biasanya ketika sekelompok orang tersebut memiliki kesamaan pengalaman hidup atau pengertian (pendidikan) yang sederajat, maka bicaranya akan lebih mudah dimengerti karena visinya berdekatan. Jadi, kalau berbicara pasti akan lebih semangat dan menyenangkan sesamanya (asyik pembicaraannya). Tetapi sebaliknya, jika sekelompok orang tersebut tidak memiliki kesamaan pengalaman hidup atau pengertian (pendidikan) yang tidak sederajat, bisa jadi mereka adu argumentasi sampai berubah menjadi perdebatan panjang.

Tiap hari bicara dengan orang lain, kalau ada perbedaan pandangan atau pendapat itu wajar-wajar saja, yang dimaksud dengan 'tukar pikiran dan tukar pengalaman (menyerap pengalaman) yaitu pandangan dan pendapat yang tidak sama sebisa mungkin disatukan/ dihubungkan jadi satu, kemudian diambil kelebihannya dan dibuang kekurangannya, supaya dijadikan satu kesamaan atau pandangan yang sama, kontradiksi yang ada dalam hal-hal tersebut, dijadikan satu supaya mencapai solusi yang menyenangkan semua pihak.

Untuk dapat mencapai titik target tertentu, tak lain manusia harus bisa menguasai teknik pembicaraan itu, dan hal ini merupakan sesuatu yang dominan. Di sisi lain, masih ada yang lebih penting lagi, yaitu harus bisa lebih dahulu menghormati rekan yang diajak bicara biarpun itu adalah pembicaraan yang ringan / berat, maupun perdebatan yang sengit atau biasa, semua adalah sama. Menghormati orang lain adalah satu permulaan yang baik untuk menghilangkan benturan-benturan dalam proses perdebatan itu tadi.

Sikap dalam pembicaraan, bisa jadi pendengar yang baik dahulu, itu sudah merupakan penampilan yang sangat menghormati rekan bicaranya, Anda bisa menghormati dia, dia tentu akan berbalik menghormati anda. Kalau sudah begitu, maka urusan akan lebih mudah diselesaikan. Bila kedua belah pihak saling berdiri di titik-titik saling menghormati, menciptakan suasana yang dingin, maka semua persoalan akan lebih mudah didapatkan permufakatan (kompromi) bersama, menjadikan partner bicaranya akan lebih mudah menerima apa pendapat dari Anda.

Andaikata, dalam pembicaraan/perdebatan selalu memutuskan pembicaraan orang atau interupsi terus-menerus, itu adalah kurang sopan dan akan dibenci orang lain, juga tidak akan bisa menangkap pokok pikiran orang yang berbicara sehingga makin berbicara makin hambar atau makin debat makin menyimpang dari pokok pembicaraannya dan biasanya akan diakhiri dengan tidak menyenangkan semua pihak.

Dalam perdebatan atau pembicaraan, andai kata Anda tidak bisa menjadi seorang pendengar yang baik, mana mungkin menangkap arah pikiran rekan bicaranya? Juga bagaimana bisa menyalurkan pendapat anda padanya? Meskipun waktu itu konsep anda sangat indah, juga tidak akan mendapat simpati orang lain apalagi diterimanya. Kondisi bisa menjadi begitu buruk, penyebabnya adalah anda selalu merebut bicara terus dan tidak memberi kesempatan pada orang lain untuk berbicara, juga tidak tenang mendengar pendapat orang lain.

Kesimpulan akhir: Bila berdebat atau berbicara harus bisa menjadi pendengar yang baik dulu supaya rekan bicara bisa lebih mudah menerima pengaruh / inspirasi / argumentasi Anda, guna menghindari benturan-benturan atau gesekan-gesekan yang sama-sama tidak diinginkan.

salam.....

(sumber: 7 habits by Covey, dan berbagai buku motivasi)