Senin, 13 Februari 2012

Ketika Anak Kita Mulai Pandai Mengkritik


SAYA yakin Anda telah mengasuh anak-anak dengan penuh beribu kasih dan sayang, berjuta cinta dan perhatian. Pendampingan yang tulus tiada henti telah mengantarkan anak bertumbuh dan berkembang dengan baik, sesuai yang diharapkan. Dari hari ke hari, bulan ke bulan, dan tahun ke tahun, anak-anak menjadi semakin pintar ngomong dan beraktivitas lainnya.
Dan, akhirnya kita pasti tercengang manakala mendapati anak kita mulai pintar melakukan sesuatu yang terkadang tidak pernah kita bayangkan. Anak menjadi pintar mengkritik orang tua. Wow…, apa yang Anda rasakan? Terkadang kritikannya bisa memerahkan telinga atau muka Anda, atau malah terasa menggelikan kita. Apa pun yang Anda rasakan, harusnya Anda bangga bahwa anak sudah cerdas memberikan penilaian sesuatu tentang kita. Hargai dia!

1. Dengarkan Kritikan Anak!
Setiap kali anak kita melontarkan kritikan pada kita, kita harus menajamkan telinga dan pikiran. Kita beri kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapatnya, keluh-kesahnya tentang kita. Tidak jarang lho, di belakang orang tua, anak-anak sering memperbincangkan dan mengeluh ini itu tentang orang tuanya. Atau malahan anak-anak secara terang-terangan mengkritik orang tua di depan umum. Upps…!
Pernah suatu ketika, anak teman saya berontak di depan umum. Ia marah pada mamanya karena mamanya sibuk melulu. Dia protes, di rumah, sang mama sibuk dengan komunitas facebook-nya, sibuk dengan BBM.. Ketika liburan, anak itu malah diajak ke perkumpulan ibu-ibu. Dia merasa jenuh dan bosan karena tentu saja merasa tidak nyambung dan tidak nyaman berada di pertemuan itu. Lantas anak itu menangis keras sambil memaki-maki ibunya, mengkritik ini itu. Untung saja teman saya sangat sabar, tidak emosian. Dia dengarkan luapan emosi si anak dan segera menenangkan serta mengalihkan perhatian ke hal lain supaya tidak mengganggu acara.

Tapi entah…, sekarang teman saya sudah mengoreksi diri atau belum. Memang, sebaiknya kita mendengarkan dengan cermat apa yang dikeluhkan anak-anak tentang kita. Kita juga tak usah ragu bertanya pada orang-orang di sekeliling kita apakah anak memperbincangkan kita.

Terkadang kritikan anak benar-benar memberikan masukan berarti bagi orang tua. Kritikan dari anak sendiri dapat memberikan inspirasi orang tua ke arah perubahan diri. Oleh karenanya, cermatilah selalu kritikan buah hati Anda.

2. Apa yang Harus Kita Perbuat?
Setelah mendengarkan dengan cermat kritikan buah hati kita, apa yang selanjutnya harus kita lakukan?
a. Introspeksi
Kita harus buru-buru berintrospeksi ketika anak melancarkan kritik terang-terangan pada kita. Kritikan pedas anak sering kita dengar, misalnya: “ bunda cerewet!”, “Papa selalu sibuk!”, “bunda dan  Papa sibuk melulu…!” Kita kaji apa yang diinginkan anak dari kata-kata yang dilontarkan. Lebih bijaksana lagi, kita tanyakan apa saja yang diinginkan anak. Selanjutnya, kita mengoreksi diri kita dan berbenah diri untuk mengubah pandangan anak tentang kita.
b. Minta maaf pada anak
Ayo…, segera kita minta maaf pada anak! Ungkapkan rasa bersalah Anda karena telah mengecewakannya. Permintaan maaf harus Anda lakukan dengan penuh kelembutan dan kesabaran, bukan dengan bentakan-bentakan pelemah semangat anak. Dan tentunya Anda berjanji akan menepati keinginan terbaik anak.
c. Menerima dengan lapang hati
Bagaimanapun pedasnya kritikan anak, terimalah dengan lapang hati. Janganlah Anda merasa gengsi, apalagi menyalahkan anak dan terlalu membela diri Anda sendiri terlebih di depan orang lain. Terima dan hargai penilaian anak tentang kita. Sabar…, sabar ,...selalu sabar…!
d. Berterima kasih
Apa pun kritikan anak, berterima kasihlah padanya. Ketika anak mengkritik Anda yang suka marah-marah, berterimakasihlah bahwa dia telah mengingatkan Anda bahwa marah bisa membuat cepat kelihatan tua dan jelek. Kemarahan biasanya malah akan semakin memperkeruh suasana. Sesekali marah boleh, bahkan dianjurkan jika diperlukan, tetapi jangan terus-terusan. Jangan sampai anak mencap kita sebagai orang tua yang pemarah.
e. Kemukakan alasan Anda dengan tepat
Katakan pada anak mengapa Anda melakukan hal yang dikritikkan anak. Berikan alasan yang tepat dan rasional, sesuai dengan pemahaman anak-anak. Seiring dengan usia dan perkembangan kecerdasannya, anak akan berusaha memahami apa yang kita perbuat dan alasan yang kita kemukakan.
f. Puji anak
Akhirnya, puji anak bahwa dia hebat. Pandai mengkritik berarti tanda perhatian dia buat Anda. Katakan pula bahwa dia akan terbiasa mengoreksi kesalahan orang lain dan mengkritik hal-hal yang sekiranya mengganggu perasaan dan pikirannya.

3. Pengkritik yang Cerdas
Jika buah hati Anda sudah terbiasa melancarkan kritikan-kritikan ampuh pada Anda, niscaya dia akan piawai dalam mengkritik segala hal yang bersangkutan dan bersentuhan dengannya. Dia akan cepat memberikan respons ketika ada teman yang berseberangan arah dengannya atau pun yang keluar dari aturan-aturan yang ada. Terhadap orang-orang dewasa di sekitarnya, dia pun sanggup mencetuskan gagasan-gagasannya yang menurut dia beralasan kuat.
Namun, hendaknya si buah hati kita bekali dengan cara mengungkapkan kritikan secara cerdas. Bagaimanakah maksudnya? Dia harus mempunyai bekal-bekal yang menarik dan indah dalam melakukan kritikan. Kata-kata, kalimat-kalimat yang dilontarkan diusahakan tepat sasaran, tidak menyinggung perasaan sasaran kritikan. Kritikannya juga harus berbobot, tidak asal mengkritik tanpa alasan dan bukti yang kuat.

Pendek kata, kritikannya harus kelihatan manis dan menggugah logika. Dengan biasa mengkritik, anak akan menjadi cerdas mengemukakan gagasan. Dia akan terbiasa menganalisis segala permasalahan dan kejadian dengan tajam dan cermat, logis atau rasional.

4. Konsekuen
Yang perlu kita tanamkan juga pada anak kita, dia juga harus mau menerima kritikan balik dari kita. Katakan hal ini sesaat setelah dia mengkritik kita. Ini akan membiasakan dia untuk bersikap konsekuen.

Mau mengkritik…, tapi harus mau dikritik. Kelihatannya sepele, tapi di lingkungan orang-orang dewasa, banyak sekali orang yang suka mengkritik, tapi kalau dikritik balik malah uring-uringan tak karuan.

Repot kah? Aneh kah? Egois kah?
Ketika anak kita kritik dan menunjukkan rasa tidak senangnya, kita pancing pula apa alasan dan pendapatnya tentang hal-hal yang kita kritik. Anak akan semakin berpikir matang dan rasional jika pandai mengungkapkan alasan yang jelas dan logis.
Jadi, kita buat suasana yang enak dalam hal kritik-mengkritik. Ya…, buatlah sama-sama konsekuen, saling terbuka, menerima, berterima kasih, meminta maaf, dan saling mengoreksi diri. Jadikan kritikan-kritikan menjadi langkah-langkah indah menuju perbaikan!

Semakin kaya kritikan…, semakin kaya perbaikan. Semakin bermutu kritikan… semakin bermutu pula perbaikan yang kita upayakan. Semoga!

Yess…! Jadikan anak Anda menjadi pengkritik yang cerdas. Berawal dari kritikan yang dilontarkan pada kita, ajarkan anak agar menjadi pengkritik yang baik bagi teman dan orang-orang dewasa lainnya. Niscaya dia akan menjadi pengkritik yang hebat dan memberi kemajuan bagi bangsanya. InsyaAllah...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar