Cara orang tua mendidik anak dapat digolongkan dalam 3 golongan yaitu:
- Otoriter, orang tua yang memaksakan kehendaknya, apa yang dikatakannya menjadi hukum bagi si anak atau bagi rumah tangga itu. Jadi anak-anak tidak mempunyai kebebasan untuk berargumentasi atau membela diri atau mencoba untuk melakukan kehendaknya.
- Orang tua yang otoritatif, orang tua yang menegakkan disiplin dalam batas yang wajar, jadi bukannya otoriter, memaksakan kehendak terus-menerus secara membabi buta tapi tahu kapan menegakkan disiplin.
- Kelompok permisif, orang-orang ini terlalu membiarkan anak, membolehkan anak, mengizinkan anak berbuat semaunya.
Dampak cara mendidik orang tua bagi anak:
Orang tua yang otoriter, membuat anak terpasung artinya tidak memiliki kebebasan atau kesulitan untuk mengekspresikan dirinya apa adanya sehingga anak-anak ini tidak bisa bebas menjadi dirinya. Bahayanya adalah kalau anak ini di luar orang tua, anak ini bisa berubah liar atau mempunyai sifat dualisme. Di depan orang tua baik, penurut, di depan teman-teman atau di belakang orang tua dia menjadi anak yang berkebalikan.
Bagi anak yang dibesarkan di rumah yang otoritatif, orang tua yang tahu kapan menegakkan disiplin dan mengkombinasikannya dengan izin, membolehkan anak, biasanya akan menciptakan anak yang terarahkan, anak-anak yang tahu arah hidupnya, tahu batasnya tapi juga tidak ketakutan.
Bagi anak-anak yang dibesarkan di rumah yang terlalu permisif, semua diizinkan, tidak mengenal batas, tidak lagi bisa mengendalikan dirinya sebab semua boleh. Akibatnya ada kecenderungan anak-anak ini bertumbuh liar.
Dampak ketidak pedulian orang tua bagi anak adalah:
Anak merasa tidak berharga, kita hanya merasa berharga kalau misalkan bahwa orang mempedulikan kita. Dan perasaan tidak berharga perasaan yang sangat-sangat menyakitkan. Yang menyakitkan hati anak adalah sebetulnya waktu orang tua tidak mempedulikan anak sebab waktu tidak mempedulikan anak mengkomunikasikan satu hal, engkau tidak berharga.
Tidak berharga ini dalam hal:
- Anak akan merasakan tidak cukup berharga untuk dikasihi, sebab dia akan berkesimpulan kalau saya cukup berharga, seharusnya saya dikasihi. Kalau tidak hati-hati anak-anak ini akan mencari kasih di luar.
- Tidak berharga untuk dicukupkan kebutuhannya atau keinginannya atau hasratnya. Saya tidak cukup berharga sebab banyak hal yang saya utarakan, saya inginkan tidak pernah diberikan. Anak-anak seperti ini sering kali pada akhirnya menjadi anak-anak yang pasif, tidak lagi mengkomunikasikan pikiran, keinginannya dan hasratnya.
Yang perlu dilakukan orang tua adalah:
- Tetap terlibat dalam kehidupan anak, jangan sampai kita terlalu capek sehingga tidak punya energi untuk terlibat dalam kehidupan anak.
- Meski sedang marah tetaplah jaga batas dalam mendisiplin anak, jangan sampai kita kalau marah itu lupa daratan.
- Meski dalam kekecewaan, orangtua harus tetap melihat sisi positif pada anak, meski ada kekurangan, negatifnya tetap fokuskan pada yang positif dan komunikasikan itu kepada anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar