Anak-anak buah hati kita
adalah sebuah pribadi yang sama dengan orang dewasa, kadang penuh canda, tapi
dia juga punya emosi seperti orang dewasa. Mom
... bagaimana jika si kecil ngambek? emosi,
.... Banyak orang tua yang kurang bijak ketika menghadapi jagoan kecilnya
ngambek .. malah ada yang emosional yang justru berakibat fatal terhadap
hubungan baik antara anak dan orangtua, bahkan ada yang lebih tragis dengan
kekerasan fisik. Duh .... kenapa harus terjadi ya ...
Untuk menjadi orangtua
yang bijak, memang kita perlu banyak belajar bagaimana menghadapi emosi anak. Karena setipa anak memiliki karakter masing-masing, dan
orangtua perlu mengetahui hal ini ... agar ketika si kecil tiba-tiba emosinya
meledak bisa ditangani dengan bijak tanpa melukai perasaan si anak.
1. Pada saat anak marah, jangan beri komentar apapun. Pasang tampang tenang, seakan-akan Anda tidak marah
(tampang lempeng) mengalami emosi anak. Kayak
kalo lagi main poker, atau main kartu dan ga 'bisa ada yang tahu kita pegang
kartu apapun gitu ..
2.bila mungkin, biarkan dia sendiri di
kamarnya. Biarkan 5 - 10 menit dia sendiri ...
jangan coba-coba untuk berkomunikasi ketika si anak sedang dalam kondisi
emosi.Biarkan dia sendiri (tapi jangan ditinggal pergi ke mall .. hehehe) atau
malah bermain dengan anak kita yang lain, karena justru menambah emosi
anak.Tunjukkan empati kita ketika anak kita dalam keadaan emosi.
3. Nah,
di dalam kamar marah-marah lah dia disitu sendirian. Bener-bener sendirian dan ga 'ada bujukan / amarah /
rayuan / atau whatever lah. Pokoknya ga 'dapat kepuasan sama
sekali. Biasanya anak akan menumpahkan segala emosinya dengan menangis,
membanting mainannya atau coret-coret buku. Dengan
cara membiarkan dia, kita memberi waktu dan ruang untuk melampiaskan emosinya
secara pribadi. Bagaimanapun juga anak-anak butuh
pelampiasan yang tidak diganggu orang lain.
4. Kalau
sudah reda, baru kita datangi dan kami tanya "sudah marahnya? Ayo
keluar". Dan di luar ruang baru kita
tanya 'ada apa', 'marah sama siapa' dsb. Gaya
kita bertanya benar-benar lemah lembut seolah "badai katrina "yang
tadi itu tidak pernah terjadi.
Susah sekali lho.soalnya kita 'kan
manusia biasa yang bisa anytime terbawa emosi ... Alhamdulillah, cara
seperti ini efektif sekali. Bahkan anak yang paling
"menyeramkan" saat marah-pun, bisa dengan relatif mudah diingatkan
untuk masuk kamar dan tinggal disitu sampai ia merasa lebih tenang.
Kadang-kadang tanpa disuruh,
anak-anakku mengunci diri dikamar ketika emosi, dan tidak meluapkan emosinya
kepada kita secara frontal. Memang tidak mudah sih,
menghadapi anak ketika emosi, apalagi kalau anak mulai ngamuk, narik-narik
jilbab, trus gulung-gulung ditanah ... wah gaswat deh! Benar-benar menguji emosi dan keahlian kita untuk mengelola
emosi kita sendiri menghadapi kondisi seperti ini. Kunci dari
segala-galanya adalah "ignore the bad behavior"
dan "give positive attitude toward the positive behavior" .
Jangan lupa untuk selalu memberi
perhatian (mengajak bicara, mengomentari, bercanda) justru pada saat anak
sedang 'tidak melakukan apapun'. Jadi,
dia tahu dia dapat perhatian dari kita justru kalau lagi 'manis' .. Cara ini selain saya ampuh terapkan pada anak -anak
saya Anindya dan Dewa. Saya jadi seperti kaleng rombeng
dan kaset rusak. Anak lagi bengong, baru dateng,
atau sedang enak-enak makan, pasti saya datangi dan tegur dengan ucapan-ucapan
sederhana seperti 'selamat pagi ..' (Nada
bicaranya seperti iklan ya. Selamat pagi, donnaaaaa ..), 'halo, bajunya bagus
ya.', 'Hey, sepatu baru nih?', 'Halo, makan apa kok enak benar?' ..
Saya setiap baru pulang kerja, biarpun
tengah malam atau baru datang dari dinas luar kota sekalipun, pasti
mengharuskan diri sendiri untuk menyapa anak-anak saya dengan "riang
gembira" (sekedar berbagi).
.. semoga
bermanfaat ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar