Kamis, 23 Februari 2012

Cara menghadapi anak marah


Anak-anak buah hati kita adalah sebuah pribadi yang sama dengan orang dewasa, kadang penuh canda, tapi dia juga punya emosi seperti orang dewasa. Mom ... bagaimana jika si kecil ngambek? emosi, .... Banyak orang tua yang kurang bijak ketika menghadapi jagoan kecilnya ngambek .. malah ada yang emosional yang justru berakibat fatal terhadap hubungan baik antara anak dan orangtua, bahkan ada yang lebih tragis dengan kekerasan fisik. Duh .... kenapa harus terjadi ya ...
Untuk menjadi orangtua yang bijak, memang kita perlu banyak belajar bagaimana menghadapi emosi anak. Karena setipa anak memiliki karakter masing-masing, dan orangtua perlu mengetahui hal ini ... agar ketika si kecil tiba-tiba emosinya meledak bisa ditangani dengan bijak tanpa melukai perasaan si anak.
1.  Pada saat anak marah, jangan beri komentar apapun.  Pasang tampang tenang, seakan-akan Anda tidak marah (tampang lempeng) mengalami emosi anak.   Kayak kalo lagi main poker, atau main kartu dan ga 'bisa ada yang tahu kita pegang kartu apapun gitu .. 
2.bila mungkin, biarkan dia sendiri di kamarnya.   Biarkan 5 - 10 menit dia sendiri ... jangan coba-coba untuk berkomunikasi ketika si anak sedang dalam kondisi emosi.Biarkan dia sendiri (tapi jangan ditinggal pergi ke mall .. hehehe) atau malah bermain dengan anak kita yang lain, karena justru menambah emosi anak.Tunjukkan empati kita ketika anak kita dalam keadaan emosi.

3.  Nah, di dalam kamar marah-marah lah dia disitu sendirian.  Bener-bener sendirian dan ga 'ada bujukan / amarah / rayuan / atau whatever lah.  Pokoknya ga 'dapat kepuasan sama sekali. Biasanya anak akan menumpahkan segala emosinya dengan menangis, membanting mainannya atau coret-coret buku. Dengan cara membiarkan dia, kita memberi waktu dan ruang untuk melampiaskan emosinya secara pribadi. Bagaimanapun juga anak-anak butuh pelampiasan yang tidak diganggu orang lain. 

4.  Kalau sudah reda, baru kita datangi dan kami tanya "sudah marahnya? Ayo keluar".  Dan di luar ruang baru kita tanya 'ada apa', 'marah sama siapa' dsb.  Gaya kita bertanya benar-benar lemah lembut seolah "badai katrina "yang tadi itu tidak pernah terjadi. 

Susah sekali lho.soalnya kita 'kan manusia biasa yang bisa anytime terbawa emosi ... Alhamdulillah, cara seperti ini efektif sekali.  Bahkan anak yang paling "menyeramkan" saat marah-pun, bisa dengan relatif mudah diingatkan untuk masuk kamar dan tinggal disitu sampai ia merasa lebih tenang. 
Kadang-kadang tanpa disuruh, anak-anakku mengunci diri dikamar ketika emosi, dan tidak meluapkan emosinya kepada kita secara frontal.  Memang tidak mudah sih, menghadapi anak ketika emosi, apalagi kalau anak mulai ngamuk, narik-narik jilbab, trus gulung-gulung ditanah ... wah gaswat deh! Benar-benar menguji emosi dan keahlian kita untuk mengelola emosi kita sendiri menghadapi kondisi seperti ini. Kunci dari segala-galanya adalah "ignore the bad behavior" dan "give positive attitude toward the positive behavior" 

Jangan lupa untuk selalu memberi perhatian (mengajak bicara, mengomentari, bercanda) justru pada saat anak sedang 'tidak melakukan apapun'.  Jadi, dia tahu dia dapat perhatian dari kita justru kalau lagi 'manis' ..  Cara ini selain saya ampuh terapkan pada anak -anak saya Anindya dan Dewa.  Saya jadi seperti kaleng rombeng dan kaset rusak.  Anak lagi bengong, baru dateng, atau sedang enak-enak makan, pasti saya datangi dan tegur dengan ucapan-ucapan sederhana seperti 'selamat pagi ..'  (Nada bicaranya seperti iklan ya. Selamat pagi, donnaaaaa ..), 'halo, bajunya bagus ya.', 'Hey, sepatu baru nih?', 'Halo, makan apa kok enak benar?' .. 
Saya setiap baru pulang kerja, biarpun tengah malam atau baru datang dari dinas luar kota sekalipun, pasti mengharuskan diri sendiri untuk menyapa anak-anak saya dengan "riang gembira"  (sekedar berbagi).
 .. semoga bermanfaat ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar