Setiap
orang tentu pernah iri pada keberhasilan yang dicapai oleh orang lain. Anda
tidak jahat, karena perasaan iri sebenarnya bukanlah sesuatu yang salah. Justru
aneh jika Anda tdak pernah merasakan apapun jika ada orang lain sukses. Mungkin
Anda sedang sibuk menipu diri sendiri bahwa hidup Anda sudah berkecukupan. Rasa
iri pada dasarnya ada 2 jenis:
1.
Rasa Iri Yang Negatif.
Rasa
iri yang negative, bisa merusak diri sendiri dan orang lain. Misalnya sampai
menyindir rekan yang lebih sukses, menggosipkannya sampai dengan
menjelek-jelekan rekan Anda, karena tidak rela kalau banyak orang mengaguminya.
Rasa Iri bisa menjadi kronis, ketika Anda lebih banyak menghabiskan waktu untuk
berpikir buruk tentang orang lain yang lebih sukses tersebut, meratapi betapa
malang nasib Anda dan betapa tidak adilnya dunia ini. Apalagi jika Anda sampai
menelantarkan kerja, merusak karir, keluarga dan hasil jerih payah selama ini,
untuk memenuhi kepala Anda dengan mencari cara bagaimama menjatuhkna rekan yang
sukses tersebut.
2.
Rasa Iri Yang Positif.
Rasa
iri yang positif atau rasa iri yang sehat adalah jika iri tersebut mampu Anda
salurkan untuk memacu diri lebih baik lagi. Ketika Anda menjadikan iri sebagai
pemacu semangat.
Yang namanya manusia memang
tidak pernah luput dari salah, untuk itu perlu melakukan sesuatu agar rasa iri
yang Anda rasakan di tempat kerja bisa menjadi hal yang positif bagi Anda dan
orang-orang di sekitar Anda.
Berikut ini Tips bagaimana
mengelola rasa iri dengan benar:
1.Jujur kepada diri sendiri,
mengakui kalau Anda iri pada seseorang. Percayalah, tanpa mau mengakui kalau
Anda iri, masalahnya tidak akan menjadi lebih baik.
2.
Ubah pendapat tentang “Apa sih
hebatnya dia? Lebih pintar juga saya, yang lebih baik
kerjanya juga saya.” Jika
melulu melihat kesuksesan orang lain sebagai suatu kebetulan dan orang sukses
itu sebenarnya tidak pantas mendapatkan kesuksesannya, maka Anda membiarkan
diri, energi, waktu terbuang untuk memusingkan orang lain. Ketimbang untuk
berkonsentrasi dengan diri sendiri.
3.
Jangan pernah beranggapan bahwa ketidaksuksesan adalah sebuah nasib.
Anda
sendiri yang menentukan hidup Anda. Self Pity, meratapi nasib, apalagi sampai menyalahkan
orang lan untuk kegagalan diri, tidak akan mengubah “nasib” menjadi lebih baik.
Sebaliknya, semakin sering menempatkan diri sebagai looser, semakin
Anda kehilngan rasa percaya diri, semakin Anda tidak berkonsentrasi dengan
kerja, semakin buruk kinerja dan hidup Anda.
4.
Jika Anda bertanya secara baik-baik, bukan tidak mungkin orang yang sukses akan
membeberkan rahasianya. Dengan demikian Anda dapat belajar dari resep sukses
mereka. Yang perlu diingat, tidak harus mem-fotocopy pribadi orang lain untuk menjadi
sukses. Anda mungkin meniru kerja kerasnya, tapi bukan berarti harus memakai
baju atau bergaya sama dengannya.
5. Buat record hasil kerja
per minggu, per bulan, per semester, per tahun. Sehingga Anda punya bukti,
sejauh mana sebenarnya kinerja Anda. Jika yakin dengan keberhasilan Anda,
tunjukkan kepada atasan. Tanyakan kepada atasan apa yang ia pikirkan tentang
kinerja Anda, mengapa Anda juga belum naik tingkat. Diskusikan juga apa
kriteria kenaikan gaji dan jabatan perusahaan. Tidak semua atasan tahu detil
produktvitas karyawannya, karena itu Anda sendiri yang mesti mengambil
inisiatif.
6. Kalau benar-benar yakin
sudah diperlakukan secara tidak adil oleh perusahaan (bukan oleh orang yang
Anda iri), mungkin waktunya berpikir untuk pindah kerja. Nasib tidak akan
berubah, hanya dengan iri terhadap rekan kerja lain dan kesal pada perusahaan,
bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar