Kepada siapakah kita beribadah
?
Siapakah yang menjadi pusat dalam kehidupan keluarga kita ?
Bagaimanakah
beribadah yang benar ?
Tampaknya jawabannya sangat mudah.
Nomor 1, Tuhan.
Nomor
2, Tuhan.
Nomor 3, beribadah bersama.
Tetapi pelaksanaannya ?......
“Memuja” sesuatu yang duniawi
jauh lebih menyenangkan dan lebih mudah. Harta, tahta (kedudukan), dan kepuasan
pribadi seringkali menjadi pusat kehidupan kita. Seringkali kita mengalahkan
waktu beribadah untuk rapat kantor atau olahraga bersama rekan kantor maupun teman sejawat. Memilih tidur atau sibuk BBM, berinternet ketimbang berdoa bersama keluarga.
Salah satu peribahasa
mengatakan “the family that prays together, stays together (keluarga yang
berdoa bersama, tetap bersama)”. Doa yang kita ucapkan saat kita beribadah
bersama tidak hanya didengar oleh Allah SWT, tetapi juga oleh pasangan dan
anak-anak kita. Ketika kita berusaha mengajarkan hal yang benar kepada
anak-anak kita, kita dituntut untuk memberi contoh. Saat kita memberi contoh,
kita berusaha melakukan hal yang benar. Mereka akan melihat suatu tindakan
nyata, bukan cuma sekedar teori.
Rasa sehati dan sepenanggungan
juga akan tercipta dan akan membangun kebersamaan dalam keluarga. Dalam ibadah
bersama yang sungguh-sungguh, kita tidak hanya memuji Sang Khalik Allah SWT dengan
kata-kata, tapi juga dengan niat dan hati.
Tiap hari kita terus
dihadapkan pada pilihan-pilihan. Semua memiliki konsekuensi. Jangan biarkan
dunia mengalahkan kita. Ingatlah, Allah SWT selalu yang utama.
“When God is the center of
your life, you worship. When He’s not, you worry”. – Rick Warren (Ketika Tuhan adalah pusat
hidupmu, kamu memujiNya. Namun ketika tidak, kamu cemas).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar