Pernahkah Anda menjumpai orang-orang yang
terlihat begitu mudah bergaul dan berkomunikasi dengan banyak orang?
Padahal mereka baru masuk ke
lingkungan/komunitas tersebut.
Banyak orang beranggapan orang-orang tersebut
adalah kaum yang diberikan bakat dan anugerah oleh Allah SWT sehingga mampu
bergaul serta menjadi semacam magnet yang menarik setiap pribadi di
sekelilingnya.
Sebenarnya hal tersebut dapat kita pelajari.
Dengan menerapkan teknik komunikasi yang efektif, kita dapat melakukan hal yang
sama dengan “kaum magnet pergaulan” tersebut.
Untuk dapat berkomunikasi dengan efektif maka
setidaknya Anda harus memahami hal-hal berikut:
- Kemampuan untuk berempati
- Kemampuan untuk mengenali jenis
penerimaan informasi
- Kemampuan peniruan bahasa tubuh
Sederhana sekali kan?
Dengan minimal menguasai tiga hal tersebut,
insya Alloh kita dapat diterima dengan baik oleh berbagai macam lingkungan
karena kemampuan komunikasi yang baik serta efektif.
Kemampuan untuk
Berempati
Secara sederhana, empati adalah sikap mental
yang memposisikan diri kita sebagai rekan komunikasi kita.
Dengan berempati maka setidaknya kita dapat
melihat dari perspektif lawan bicara sehingga dapat secara efektif lebih
diterima olehnya.
Selalu gunakan bahasa-bahasa positif yang secara
bahasa ditujukan untuk mewakili kepentingan lawan bicara daripada untuk
kepentingan diri sendiri.
Misalkan Anda ingin mengajak karyawan kita
bekerja lebih baik maka coba bandingkan antara kedua kalimat berikut:
Kalimat Pertama: “Ayolah, jangan malas begitu. Nanti saya beri
bonus kalau kalian mau bekerja lebih tekun.”
Kalimat Kedua: “Teman-teman, saya minta tolong supaya Anda
semua mau bersama-sama membangun kemajuan usaha ini. Insya Alloh kita akan
bersama-sama menikmati hasilnya.”
Nah, Anda dapat memastikan sendiri kan kira-kira
pilihan yang mana dari kedua kalimat di atas yang akan lebih diterima oleh
orang lain.
Kemampuan untuk
mengenali jenis penerimaan informasi
Secara umum manusia dapat dikelompokkan
berdasarkan jenis penerimaannya atas informasi sebagai berikut:
- Jenis
Auditori
Jenis auditori adalah orang-orang yang lebih
mendayagunakan kemampuan pendengarannya saat menerima informasi.
Ciri-ciri orang berjenis auditori antara lain
dapat diidentifikasikan menurut pilihan katanya saat berkomunikasi yang
didominasi kata-kata seperti:
“Saya dengar..”
“Saya cermati..”
“Menurut apa yang saya terima..”
“Saya cermati..”
“Menurut apa yang saya terima..”
Maka saat berkomunikasi dengan orang berjenis
auditori, Anda harus menekankan pada pilihan kata-kata yang terkait dengan
kemampuan respon pendengaran.
Misalkan gunakan kata-kata yang kira-kira sesuai
dengan kata-kata tersebut dengan aksentuasi yang tepat.
- Jenis
Visual
Jenis visual adalah orang-orang yang lebih
mendayagunakan kemampuan penglihatannya saat menerima informasi.
Ciri-ciri orang berjenis visual antara lain
dapat diidentifikasikan menurut pilihan katanya saat berkomunikasi yang
didominasi kata-kata seperti:
“Saya lihat..”
“Saya pandang..”
“Menurut peninjauan saya..”
“Saya pandang..”
“Menurut peninjauan saya..”
Maka saat berkomunikasi dengan orang berjenis
visual, Anda harus menekankan pada pilihan kata-kata yang terkait dengan
kemampuan respon penglihatan.
Atau kalau bisa gunakan presentasi-presentasi
visual seperti membuat sketsa atau membuat tabel pada saat berdiskusi.
- Jenis
Kinesthetic
Jenis kinesthetic adalah orang-orang yang lebih
mendayagunakan kemampuan perasaannya saat menerima informasi.
Ciri-ciri orang berjenis kinesthetic antara lain
dapat diidentifikasikan menurut pilihan katanya saat berkomunikasi yang
didominasi kata-kata seperti:
“Saya rasa..”
“Sensasi yang saya terima..”
“Menurut hati saya..”
“Sensasi yang saya terima..”
“Menurut hati saya..”
Maka saat berkomunikasi dengan orang berjenis
kinesthetic, Anda harus menekankan pada pilihan kata-kata yang terkait dengan
kemampuan respon perasaannya.
Misalkan dengan memberikan perhatian penuh dan
tidak memotong saat dia bicara, menarik napas agak dalam saat jeda waktu
tertentu, dsb.
Kemampuan peniruan
bahasa tubuh
Mayoritas informasi sebenarnya disampaikan
melalui bahasa tubuh manusia. Maka menangkap makna dari bahasa tubuh merupakan
hal penting yang harus kita lakukan dalam mencapai komunikasi yang efektif.
Selain menangkap makna bahasa tubuh, kesesuaian
bahasa tubuh akan menyebabkan si penerima informasi lebih responsif terhadap
apa yang kita sampaikan.
Tirulah setiap perubahan bahasa tubuh rekan
komunikasi kita sehingga dia merasa nyaman berkomunikasi dengan kita.
Namun dalam proses peniruan bahasa tubuh
tersebut, lakukan dengan hati-hati dan sehalus mungkin hingga tidak terasa oleh
rekan bicara kita bahwa bahasa tubuhnya sedang diduplikasi.
Selamat berkomunikasi dengan efektif dan menjadi
komunikator ulung yang mudah diterima oleh berbagai lingkungan!
Salam....
(dari berbagai sumber....)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar