Bahasa merupakan alat
komunikasi untuk menyalurkan inspirasi manusia itu sendiri. Hubungan antar manusia dengan manusia di mana saja tidak luput
menggunakan bahasa / bicara. Oleh
karena itu, tehnik dan kesenian berbahasa akan menunjukkan ke-intelektual-an
seseorang. Pandai
menggunakan bahasa yang indah dapat menimbulkan pendekatan / keakraban bahkan
kekaguman pada lawan bicaranya.
Manusia merupakan makhluk sosial (makhluk berkelompok), dia tidak
bisa hidup menyendiri lepas dari ke-kelompok-annya. Setiap hari dia pasti ada hubungan/kontak dengan orang lain, juga tidak luput untuk saling berbicara, berdebat,
atau adu argumentasi. Maka dari
itu dibutuhkan untuk mencari sesuatu teknik bicara yang baik untuk pembicara
itu sendiri.
Kita berkumpul berbicara, tentu
saling ingin menyalurkan pikiran, pendapat, inspirasi kepada rekan bicara,
supaya kawan bicara itu bisa menerimanya. Biasanya
ketika sekelompok orang tersebut memiliki kesamaan pengalaman hidup atau
pengertian (pendidikan) yang sederajat, maka bicaranya akan lebih mudah dimengerti
karena visinya berdekatan. Jadi,
kalau berbicara pasti akan lebih semangat dan menyenangkan sesamanya (asyik
pembicaraannya). Tetapi
sebaliknya, jika sekelompok orang tersebut tidak memiliki kesamaan pengalaman
hidup atau pengertian (pendidikan) yang tidak sederajat, bisa jadi mereka adu
argumentasi sampai berubah menjadi perdebatan panjang.
Tiap hari bicara dengan orang
lain, kalau ada perbedaan pandangan atau pendapat itu wajar-wajar saja, yang
dimaksud dengan 'tukar pikiran dan tukar pengalaman (menyerap pengalaman) yaitu
pandangan dan pendapat yang tidak sama sebisa mungkin disatukan/ dihubungkan
jadi satu, kemudian diambil kelebihannya dan dibuang kekurangannya, supaya
dijadikan satu kesamaan atau pandangan yang sama, kontradiksi yang ada dalam
hal-hal tersebut, dijadikan satu supaya mencapai solusi yang menyenangkan semua
pihak.
Untuk dapat mencapai titik
target tertentu, tak lain manusia harus bisa menguasai teknik pembicaraan itu,
dan hal ini merupakan sesuatu yang dominan. Di
sisi lain, masih ada yang lebih penting lagi, yaitu harus bisa lebih dahulu
menghormati rekan yang diajak bicara biarpun itu adalah pembicaraan yang
ringan / berat, maupun perdebatan yang sengit atau biasa, semua adalah sama. Menghormati orang lain adalah satu
permulaan yang baik untuk menghilangkan benturan-benturan dalam proses
perdebatan itu tadi.
Sikap dalam pembicaraan, bisa
jadi pendengar yang baik dahulu, itu sudah merupakan penampilan yang sangat
menghormati rekan bicaranya, Anda bisa menghormati dia, dia tentu akan
berbalik menghormati anda. Kalau
sudah begitu, maka urusan akan lebih mudah diselesaikan. Bila kedua belah pihak saling berdiri
di titik-titik saling menghormati, menciptakan suasana yang dingin, maka semua
persoalan akan lebih mudah didapatkan permufakatan (kompromi) bersama,
menjadikan partner bicaranya akan lebih mudah menerima apa pendapat dari Anda.
Andaikata, dalam pembicaraan/perdebatan selalu memutuskan pembicaraan orang atau interupsi terus-menerus,
itu adalah kurang sopan dan akan dibenci orang lain, juga tidak akan bisa
menangkap pokok pikiran orang yang berbicara sehingga makin berbicara makin
hambar atau makin debat makin menyimpang dari pokok pembicaraannya dan biasanya
akan diakhiri dengan tidak menyenangkan semua pihak.
Dalam perdebatan atau
pembicaraan, andai kata Anda tidak bisa menjadi seorang pendengar yang baik,
mana mungkin menangkap arah pikiran rekan bicaranya? Juga bagaimana bisa menyalurkan
pendapat anda padanya? Meskipun
waktu itu konsep anda sangat indah, juga tidak akan mendapat simpati orang lain
apalagi diterimanya. Kondisi bisa
menjadi begitu buruk, penyebabnya adalah anda selalu merebut bicara terus dan
tidak memberi kesempatan pada orang lain untuk berbicara, juga tidak tenang
mendengar pendapat orang lain.
Kesimpulan akhir: Bila berdebat
atau berbicara harus bisa menjadi pendengar yang baik dulu supaya rekan bicara bisa lebih mudah menerima pengaruh / inspirasi / argumentasi Anda, guna
menghindari benturan-benturan atau gesekan-gesekan yang sama-sama tidak
diinginkan.
salam.....
(sumber: 7 habits by Covey, dan berbagai buku motivasi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar