Jadi
Boss Tanpa Dimusuhi Teman Kerja
Saat mulai membangun karir , Anda juga
memulai kedekatan dengan rekan kerja. Setiap perubahan dalam job
description, rotasi kerja dan perombakan yang terjadi dalam divisi maupun
perusahaan dihadapi dan dijalani bersama. Adalah hal yang wajar jika akhirnya
Anda dan rekan jadi dekat, teman sepekerjaan yang saling curhat soal apa saja,
mulai soal pribadi hingga soal boss yang menyebalkan.
Tetapi saat Anda mendapatkan promosi pekerjaan dan memegang posisi tertentu, entah sebagai supervisor atau manager,
tak disangka teman dan rekan kerja yang selama ini dekat dengan Anda mulai
berubah. Walaupun mereka sekarang berada dibawah tanggung jawab Anda, justru
rasanya mereka makin menjauh. Jangankan makan siang bareng, sedikit demi
sedikit Anda juga mulai mendengar gosip yang tidak menyenangkan tentang Anda.
Ada apa ini? Why they all turn against me?. Kalau mereka terus
menjauh dan tidak respect dengan kepemimpinan Anda, bagaimana
Anda bisa menjalin hubungan yang efektif dengan mereka? Mungkin pikiran itu
yang ada di pikiran Anda.
Sebelum Anda
menyalahkan mereka yang menurut Anda sirik dengan keberhasilan Anda, cobalah
untuk melihat kembali kepemimpinan yang baru saja dijalani. Analisa kembali
hal-hal yang membuat Anda dimusuhi dan dijauhi rekan kerja yang sekarang jadi
bawahan Anda.
1 Anda kehilangan empati.
S Sebelum Anda mendapatkan promosi, Anda bisa memberikan pandangan dan turut
merasakan kesulitan teman saat menghadapi kesulitan dalam pekerjaannya. Teman
pun merasa lebih leluasa untuk curhat dan meminta pandangan atau bantuan untuk
mengatasi kesulitan dalam pekerjaan. Tetapi saat
Anda menjadi boss mereka, Anda tidak memberikan kesempatan pada mereka untuk
mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi. Yang Anda inginkan hanya hasil dan
produktifitas yang memuaskan tanpa ingin tahu kesulitan yang mereka hadapi.
Ingatkan Anda betapa menyebalkannya saat atasan Anda tidak mau mengayomi anak
buahnya? Saat anak buah Anda melakukan kesalahan, Anda tidak mau turut maju dan
mengambil tanggung jawab atas anggota tim Anda dan membiarkan mereka
menyelesaikan akibat kelalaian mereka. Kesalahan ini membuat mereka merasa Anda
masih bertingkah laku selayaknya rekan kerja instead of sebagai pemimpin.
Memegang posisi pemimpin membuat Anda merasa lebih atau bahkan paling pintar di
antara anggota tim. Anda lalu menganggap remeh setiap opini dari anak buah
Anda. Padahal bisa saja mereka memiliki ide cemerlang yang cocok untuk
diterapkan untuk kemajuan tim. Anda juga meniadakan proses brainstorming yang justru membuat anak buah terpacu untuk memunculkan
ide-ide baru. Lebih parah lagi, Anda bahkan ‘mencuri’ ide anak buah Anda dan
mempresentasikannya sebagai buah pikiran Anda.
Anda mengkhianati kepercayaan mereka sebagai teman saat Anda menggunakan
‘curhat’ teman Anda sebagai alat untuk menjegal mereka. Saat mereka
menceritakan keluh kesah tentang pekerjaan, mereka ingin Anda
mendengarkan sebagai teman, bukan boss yang akan menggunakannya sebagai bukti
yang mencoreng appraisal. Sebisa mungkin pisahkan posisi Anda
sebagai teman dan sebagai atasan. Bertindaklah objektif setiap memandang
permasalahan mereka.
Mungkin Anda juga melihat bahwa atasan Anda selama ini tidak pernah mengucapkan maaf atau sering melemparkan kesalahan. Jika Anda merasa bahwa
ini adalah privilege sebagai boss maka Anda salah. Ingatlah
betapa kesalnya Anda dulu saat atasan menyalahkan Anda untuk hal yang tidak
Anda lakukan. Jangan lakukan hal yang sama.
Jadilah atasan dengan kualitas yang
baik. Jika Anda merasa salah, jangan segan mengucapkan maaf, apapun posisi Anda
dalam perusahaan.
jika Anda berfungsi, maka kinerja kepemimpinan Anda akan berbicara lebih.
salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar